Advertisement
Puluhan Babi di Klaten Diserang Virus yang Belum Ada Obatnya, Sehari Bisa Langsung Mati
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN - Kasus babi mati mendadak terjadi di Klaten. Puluhan babi di Klaten mati mendadak karena terserang virus African Swine Fever (ASF) yang diketahui belum ada obat penangkalnya hingga sekarang.
Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Awik Purwanti, mengatakan timnya telah menelusuri penyebab banyaknya hewan babi yang mati mendadak di kawasan Jogonalan, Agustus 2020-September 2020.
Advertisement
Sesuai hasil penelusuran bersama Balai Besar Veteriner Jogja menyebutkan kematian hewan babi di Jogonalan karena terserang penyakit ASF. Di waktu berikutnya, kasus kematian babi dengan penyebab virus serupa juga terjadi di Ngawen. Sejak Agustus 2020-awal Januari 2021, babi yang mati karena positif ASF sedikitnya mencapai 20 ekor.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sudah Disebar sebelum Izin BPOM Keluar, Ini Penjelasannya
"Penyakit ini berasal dari luar daerah. Kasus kali pertama terjadi di Medan di tahun 2019. Setelah itu ke NTT, Bali, Sleman (Jogja). Gejala babi yang terkena virus ini nafsu makan berkurang [menyerang limpa]. Yang diserang hanya indukan atau babi yang sudah besar [tidak bersifat zoonosis]. Jika sudah terserang, dalam satu hari itu bisa langsung mati. Nah, kasus ini sudah ada di Jogonalan dan Ngawen. Kami hanya berbicara soal penyakitnya itu. Kalau maraknya bangkai babi yang dibuang di sungai di Klaten, biar polisi saja," kata Awik Purwanti, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (4/1/2021).
Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan penanganan dan pencegahan ASF dengan mengoptimalkan biosecurity. Hal itu disebabkan karena penyakit jenis ini belum ditemukan obatnya.
"Upayanya berupa desinfektasi, memperketat orang yang keluar-masuk kandang babi, tidak membeli ternak dari daerah wabah. Ternak babi yang mati segera dikubur [tak dibuang]. Terkait antisipasi perkembangan ASF, yakni dilakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)," katanya.
Pembuangan Bangkai
Terpisah, Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, mengatakan jajarannya telah menangkap pelaku pembuangan bangkai babi di Jatinom, yakni AW. Sehari-harinya, AW bekerja sebagai peternak babi.
Baca juga: Bantah Kabar Kondisi Kritis, Keluarga Pastikan Kesehatan Syekh Ali Jaber Membaik
"Kami telah memeriksa enam saksi. Motif kenapa pelaku membuang tiga bangkai babi ke sungai karena AW dilanda kebingungan. Yang bersangkutan ini bingung karena hewan babinya sudah mati 11 ekor dalam satu pekan. Delapan ekor sudah dikubur. Sedangkan tiga ekor dibuang di sungai di Jatinom. Pekerjanya yang disuruh menggali tanah sudah tak sanggup lagi karena malam hari. Akhirnya, tiga ekor babi yang sudah mati dibuang begitu saja di sungai di Jatinom," katanya.
AKP Andriansyah Rithas Hasibuan masih mendalami kasus pembuangan bangkai babi di sungai tersebut. Terhadap pembuang babi terancam dijerat UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Perda No. 12/2003 tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3).
"Pengakuan pembuang bangkai babi itu, hewan ternaknya terserang penyakit merah. Sebanyak 11 babi yang mati semuanya indukan. Sedangkan, babi yang masih kecil masih hidup. Matinya memang mendadak. Ini kami masih menelusurinya apakah penyebabnya benar ASF itu atau tidak [pembuang bangkai babi di sungai terancam hukuman penjara tiga tahun dan denda Rp3 miliar (UU No. 32/2009) atau terancam kurungan tiga bulan dan/atau denda Rp50 juta (Perda No. 12/2003)]," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
- Diduga Menganiaya Anggota KKB, 13 Prajurit Ditahan
Advertisement
Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Bantuan Beras Akan Dilanjutkan hingga Akhir Tahun, Presiden Jokowi: Tapi Saya Enggak Janji
- Mudik Lebaran 2024, Batas Kecepatan Melewati Tol Jogja-Solo 40 Km per Jam
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- Terseret Kasus Pencucian Uang, KPK Cegah Windy Idol ke Luar Negeri
- SBY Mengaku Menitipkan Sesuatu kepada Prabowo Subianto
- Kejagung Tetapkan Harvey Moeis Suami Artis Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi Timah
- Prabowo Akan Pasang Foto SBY di Istana Presiden Baru
Advertisement
Advertisement