Advertisement
Gunung Semeru Ditutup karena Pandemi, Macan Kumbang Ditemukan di Jalur Pendakian
![Gunung Semeru Ditutup karena Pandemi, Macan Kumbang Ditemukan di Jalur Pendakian](https://img.harianjogja.com/posts/2020/07/05/1043566/gunung-merbabu-ok.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, MALANG - Pandemi Covid-19 membuat sejumlah tempat wisata ditutup oleh pemerintah. Wisata alam seperti taman nasional untuk jalur pendakian gunung juga sudah ditutup sekitar empat bulan.
Selama itu pula jalur pendakian gunung di Indonesia yang biasanya selalu dipadati pendaki kini tidak ada sama sekali pendaki yang menjejak, termasuk gunung tertinggi Jawa, Puncak Mahameru.
Advertisement
Sekretaris Sahabat Volunteer Semeru (SAVER), Han Sonny sebagai warga sekitar yang sesekali naik ke atas untuk sekedar kontrol bersama warga mendapati jalur-jalur pendakian sudah mulai tertutup kembali oleh tumbuhan.
Baca juga: Warga Berkerumun saat Gugus Tugas Covid-19 Jemput Kakek-Kakek di Cawas Klaten
"Semeru sendiri tutup sejak September karena sempat kebakaran sampai Oktober ditutup, nggak buka sama sekali, ditambah pandemi. Kondisi jalur banyak yang ketutup, alhamdulillah kondisi bersih," ujar Han dalam acara Virtual Escape Tour Semeru yang diadakan Traval dan Sebumi, Sabtu (4/7/2020).
Bahkan menurut pengakuan Han, selama tutup banyak juga ditemukan jejak-jejak hewan, termasuk harimau kumbang yang memang bisa hidup di hutan sekitar jalur pendakian gunung Semeru, di Jawa Timur. Jejak ini jarang ditemukan selama jalur pendakian dibuka dan ramai.
"Kita temukan jejak hewan, alhamdulilah banyak pemulihan. Di jalur lagi kita temukan macan kumbang," kata Han.
Baca juga: 138 Pasien di Magelang Sembuh dari Covid-19
Lelaki yang juga pecinta alam itu mengungkap, terlepas dari pandemi memang taman nasional Bromo dan Semeru kerap dilakukan penutupan selama beberapa bulan, sebagai perawatan alam dan satwa.
Namun karena pandemi pendakian ditutup lebih lama, hingga membuat jalur banyak tertutup. Sampai nantinya sebelum pendakian dibuka kembali, Hans dan tim juga akan membuka dan mempersiapkan kembali jalur.
"Jadi kita sebagai warga pengelola, sebelum tutup karena perawatan kita biasanya bersihin dulu jalur, sampahnya. Setelah mau dibuka kita biasanya baik lagi untuk buka jalur pendakian, pohon tumbang dan sebagainya," tutup Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182739/kirab-kereta-kuda-hari-jadi-desa-sumbermulyo.jpg)
Diduga Terlibat Korupsi, Politisi Partai NasDem Ditangkap Tim Kejagung
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
Advertisement
Advertisement