Advertisement
Tugu Perguruan Silat di Sragen Akan Dirobohkan
![Tugu Perguruan Silat di Sragen Akan Dirobohkan](https://img.harianjogja.com/posts/2020/06/28/1042993/silat2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN – Tugu perguruan silat di Sragen terancam bakal dirobohkan bila permasalahan antar-pendekar tak kunjung menemui titik terang. Namun rencana tersebut ditolak sejumlah pendekar dengan berbagai alasan.
Rencana pembongkaran sekitar 206 tugu perguruan silat itu muncul berdasarkan rapat koordinasi Forkompinda bersama wakil tiga kelompok silat, Jumat (26/6/2020). Rapat koordinasi Forkompinda berwama dua perwakilan Persaudraan Setia Hati terate (PSHT) Sragen dan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti Sragen.
Advertisement
Pertemuan itu menyepakati semua tugu perguruan silat yang berdiri di tepi jalan umum harus dibongkar. Hal ini dikarenakan belakangan kerap terjadi aksi pengrusakan tugu perguruan silat yang dipicu oleh informasi bernada provokasi yang beredar di media sosial.
Kapolres Sragen, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo yang memimpin pertemuan itu memberi tenggat selama sepekan bagi semua perguruan silat untuk pembongkaran tugu yang sudah mereka bangun. Akan tetapi, sejumlah perwakilan dari perguruan silat meminta waktu lebih longgar karena perlu menyosialisasikan hal itu kepada anggota.
Terlebih tidak semua wakil perguruan silat ikut hadir dalam pertemuan yang digelar di Ruang Sukowati Setda Sragen tersebut. Tenggat untuk pembongkaran semua tugu perguruan silat itu rencananya diputuskan dalam pertemuan Senin besok.
Pendekar Menolak
Rencana tugu perguruan silat yang dirobohkan itu ternyata mendapat penolakan dari sejumlah pendekar. Salah satu anggota PSHT Sragen asal Masaran, Sugiyamto, mengaku keberatan jika tugu perguruan silat kebanggannya dirobohkan.
Sebab, tugu tersebut merupakan simbol kebesaran PSHT. Dia menyarankan polisi menindak oknum pembuat kerusuhan, bukan merobohkan tugu. Apalagi tugu hanya benda mati yang tidak memiliki kesalahan apapun dan biaya pembuatannya mahal, mulai Rp5 juta hinggga Rp25 juta per tugu.
Lantas, apa sebenarnya penyebab kerusuhan antar-perguruan silat di Sragen? Diberitakan sebelumnya, belakangan ini tiga kubu perguruan silat di Bumi Sukowati itu memang kerap terlibat perseturuan. Yang terbaru, sekitar 20 orang merusak sebuah tugu yang menjadi simbol perguruan silat PSHT di Dukuh Karangweru, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, pada Jumat (26/6/2020) dini hari.
Akar Masalah
Menurut Sugiyamto, masalah muncul ketika ada hajatan warga yang disertai dengan hiburan. Kemudian ada oknum yang membuat keributan.
Kalau seperti itu, Sugiyamto bertanya apa kemudian penyelenggara hiburan dilarang atau senimannya yang dilarang? Mestinya pokok permasalahan ada pada oknumnya.
“Kalau rencana itu dibiarkan, saya khawatir bukan hanya tugunya yang dirobohkan tetapi padepokan juga bisa dirobohkan,” ujar dia.
Informasi yang dihimpun JIBI/Solopos, sekitar 20 warga sudah berkumpul di depan tugu PSHT tepatnya di depan warung makan swike Dukuh Karangweru. Mereka lalu merusak patung pesilat yang berada di bagian atas tugu PSHT itu. Merasa khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, Sodiq, 65, warga setempat langsung menutup warung swike miliknya. Selang beberapa saat kemudian, sekitar 20 warga itu meninggalkan lokasi.
Tri Warsito, warga sekitar, sempat melihat kondisi patung pesilat PSHT yang rusak sekitar pukul 03.00 WIB. Kerusakan patung itu terletak di bagian pergelangan tangan yang pecah. Terdapat sebuah paving di bagian kaki patung yang diduga digunakan untuk merusak simbol dari PSHT itu.
Mendapati simbol organisasi dalam kondisi rusak, Ketua Rayon PSHT Masaran, Prasetyo Widodo, malaporkan ke Polsek Masaran. Polisi kemudian datang ke lokasi kejadian untuk memeriksa kondisi tugu dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Hingga kini, belum diketahui sekelompok orang yang telah merusak tugu PSHT di Desa Krikilan, Kecamatan Masaran tersebut. Diduga aksi kejahatan itu dilakukan oleh kelompok atau perguruan silat yang merasa dikecewakan oleh anggota perguruan silat lain.
Respons Bupati
Khawatir terjadi aksi balasan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, Kapolres Sragen, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, mengumpulkan pimpinan tiga perguruan silat di hadapan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Ruang Sukowati, kompleks Setda Sragen, Jumat pagi. Akhirnya disepakati tugu perguruan silat di Sragen bakal dirobohkan agar tidak menimbulkan masalah.
Namun ternyata rencana tersebut ditolak para pendekar. Menanggapi hal tersebut, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, angkat bicara. Dia meminta para pendekar perguruan silat di Sragen saling menjaga ketertiban.
“Saya bilang semua pihak harus dapat menahan diri demi terwujudnya Bumi Sukowati yang tenang, kondusif, aman, dan nyaman. Polres sebagai penjaga Kamtibmas tentu memiliki alasan yang bisa dipertanggungjawabkan ketika mengambil rencana supaya tugu perguruan dirobohkan. Sebaliknya, para pendekar pun harus instropeksi diri. Gangguan kamtibmas yang timbul beberapa bulan ini dipicu oleh apa?” ujar Yuni, sapaan Bupati, saat dimintai tanggapan terkait permasalahan antarpendekar pencak silat, Sabtu (27/6/2020).
Yuni juga mempertanyakan apakah para pemimpin perguruan silat di Sragen bisa menjamin ketertiban anggotanya atau tidak agar tidak menimbulkan masalah. “Bila bisa, sampaikan dengan baik dan sepakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
- Gibran Minta Teguh Prakosa Berjejaring dengan Pemerintah Pusat dan Pengusaha
- Tepergok Curi Ponsel Marbot Masjib, Pemuda Karangmalang Sragen Ditangkap Warga
- Kemenag Serahkan SK Izin Operasional YBM BRILiaN Sebagai LAZ Skala Nasional
- Resmikan Pasar Jongke Solo, Presiden Jokowi Akui Kaget dan Sampaikan Pesan ini
Berita Pilihan
- Berikut Sejumlah Momen Spesial Saat Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182749/bus-sekolah.jpg)
Bukan September, Bus Sekolah di Bantul Dipastikan Mengaspal Mulai 17 Agustus 2024
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
- Tito Karnavian Optimistis Indonesia Jadi Negara dengan Ekonomia Dominan di Dunia
- Penumpang Kereta Cepat Whoosh Terus Meningkat, Jumlah Perjalanan Bakal Ditambah Jadi 62 Perjalanan
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono Penuhi Panggilan KPK
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- Sepanjang Tahun Ini, Transaksi Anak-Anak ke Situs Judi Online Tembus Rp3 Miliar
Advertisement
Advertisement