Advertisement

Yenny Wahid Jadi Komisaris Garuda Indonesia, Ini Profilnya ...

Newswire
Rabu, 22 Januari 2020 - 14:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Yenny Wahid Jadi Komisaris Garuda Indonesia, Ini Profilnya ... Yenny Wahid. - suara.com/Ummi Hadyah Saleh

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid, masuk dalam jajaran Komisaris Garuda Indonesia. Ia menduduki jabatan komisaris independen.

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk menunjuk Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama perusahaan. Ia menggantikan Direktur Utama sebelumnya Ari Askhara yang dicopot karena skandal penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Advertisement

Selain itu, RUPSLB juga menunjuk Triawan Munaf sebagai Komisaris Utama Garuda. Ia menggantikan Komisaris Utama sebelumnya Sahala Lumban Gaol.

Di jajaran komisaris, ada nama Triawan Munaf dan Yenny Wahid. Selain itu, ada juga nama Chairal Tanjung, Elisa Lumbantoruan, dan Peter F Gontha.

Ini Sosok Yenny Wahid Komisaris Baru Garuda:

Lahir

Yenny Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 29 Oktober 1974.

Keluarga

Yenny Wahid merupakan putri kedua mantan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gus Dur dan Sinta Nuriyah. Yenny Wahid memiliki seorang kakak, Alisa Wahid dan dua orang adik, Anita Wahid dan Inayah Wahid. Yenny Wahid menikah dengan Dhorir Farisi dengan mas kawin 10 ekor sapi. Pasutri ini dikaruniai tiga orang anak.

Pendidikan

Yenny Wahid tercatat pernah menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia. Atas saran ayahnya, Yenny sebelum memutuskan keluar dari Universitas Indonesia dan menekuni studi Jurusan Visual di Universitas Trisakti. Ia melanjutkan studi administrasi publik di Universitas Harvard, Boston.

Karier

Yenny Wahid pernah menjajaki karier sebagai wartawan. Ia bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh. Yenny kiha menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999. Liputan Yenny mengenai Timor Timur pascareferendum bahkan mendapatkan anugerah Walkley Award.

Ketika ayahnya menjadi Presiden, Yenny memutuskan untuk mendampinginya dan menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik. Setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny memperoleh gelar Master's in Public Administration dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason. Sekembalinya dari Amerika tahun 2004, Yenny hingga kini menjabat sebagai direktur Wahid Institute.

Semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Yenny sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : detik.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement