Advertisement
Menlu: Diplomasi Digital untuk Melawan Ancaman Terorisme

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong penggunaan diplomasi digital untuk menyebarkan pesan perdamaian ketika berbicara dalam Konferensi Regional Diplomasi Digital yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (10/9/2019).
"Teknologi internet dan media harus digunakan dalam diplomasi digital untuk melawan ancaman yang tumbuh dari ekstremisme kekerasan dan terorisme," kata Menlu.
Advertisement
Menurut dia, pelaksanaan diplomasi digital dibutuhkan untuk memastikan bahwa media sosial dan platform online dapat berkontribusi pada berbagai upaya melawan ekstremisme yang disertai kekerasan dan terorisme.
Menlu RI mengatakan bahwa pemerintah perlu merangkul raksasa teknologi, seperti Facebook, Google, Instagram dan Twitter untuk menyebarkan pesan damai dan toleransi.
BACA JUGA
"Idenya sederhana, untuk menjadikan industri teknologi siap memberikan landasan bagi para pemimpin dunia, pemimpin agama, dan pemimpin komunitas untuk menyebarkan pesan toleransi dan perdamaian secara online," ujar dia.
Untuk itu, Menlu Retno menekankan bahwa diplomasi harus dapat beradaptasi dengan transformasi yang terjadi akibat kecepatan dunia digital agar bisa tetap relevan.
"Internet mungkin bisa menjadi sumber konflik, tentu saja, itu berada di luar tujuan diplomasi. Inilah mengapa saatnya bagi dunia diplomasi untuk berjalan seiring dengan dunia digital," ucapnya.
Pemerintah Indonesia menyelenggarakan Konferensi Regional tentang Diplomasi Digital pada 10-11 September 2019 yang dihadiri perwakilan dari 16 negara, yakni perwakilan dari 10 negara anggota ASEAN dan enam negara lainnya, yaitu Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru.
Konferensi Regional tentang Diplomasi Digital itu akan menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan terkait di kawasan untuk membahas peluang dan tantangan mengenai kegiatan diplomasi yang dijalankan di era digital, serta cara menggunakan dan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara efektif dalam diplomasi menuju kemajuan dan kemakmuran bersama.
Konferensi itu juga bertujuan untuk mendorong kerja sama di masa depan dalam mengurangi kesenjangan teknologi dan digital (technological and digital divide) di kawasan.
Kegiatan tersebut juga diharapkan menjadi kesempatan bagi semua pihak yang hadir, termasuk sektor swasta, untuk membangun peluang kerja sama di bidang teknologi digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Jangan Berorientasi Bisnis
- Cuaca di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini Hujan Ringan
- Pemerintah Bakal Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Terpadu
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
- Kemenkeu Salurkan Rp644,9 Triliun Dana Transfer ke Daerah
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Ini Kata Bupati Temanggung Soal Peredaran Rokok Ilegal
- 2 Juta Lebih Konten Judi Online Dihapus, 23 Ribu Rekening Diblokir
- 9 Kantong Jenazah Korban Ponpes Al-Khoziny Masih Belum Teridentifikasi
- Ketua Komisi VI DPR Tegur Trans7 soal Tayangan Kiai Lirboyo
- Prabowo Terbitkan UU BUMN Baru, Ubah Struktur Kementerian
- Psikolog Sarankan Orang Tua Awasi dan Dampingi Anak Main Gim
- Tersangka Korupsi Bandwidth Sleman Tetap Terima Gaji, Bahkan Naik
Advertisement
Advertisement