Advertisement
PNS hingga TNI Terindikasi Menolak Pancasila, BPIP: Upaya Mengganti Pancasila Sudah Tinggi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Upaya menolak Pancasila terindikasi terjadi di lingkup aparat negara.
Pelaksana tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menyebut perilaku intoleransi dan upaya mengganti Pancasila dari internal masyarakat Indonesia sudah cukup tinggi.
Advertisement
"Karena itu, BPIP akan terus melakukan sosialisasi Pancasila dan akan menjadikan Pancasila sebagai pegangan bagi laku manusia," kata Hariyono kepada pers usai seminar nasional "Pancasila sebagai Platform Pembangunan Manusia dan Kebudayaan" di Auditorium kampus Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Senin (19/8/2019).
Menurut Hariyono berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan Kementerian Dalam Negeri, pada 2017, menyebutkan, ada sebanyak 19,4 persen aparat sipil negara (ASN) yang menyatakan tidak setuju pada Pancasila. Hasil survei lainnya, kata dia, juga menyebut ada sekitar tiga persen personil TNI yang juga menolak Pancasila.
BACA JUGA
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu juga mengatakan, ada sekitar 23,4 persen mahasiswa menolak Pancasila dan setuju dengan jihad, sedangkan SMA sekitar 23,3 persen yang tidak setuju dengan Pancasila dan setuju dengan jihad. Sementara itu, 18,1 persen pegawai swasta mengatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila.
Menurut Hariyono, Pancasila adalah ideologi bangsa yang berupa pemikiran, berisi nilai-nilai luhur bangsa. "Karena itu, ideologi harus terus dirawat dan dipelihara, agar tidak tergerus dan luntur," katanya.
Mantan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Malang ini menceritakan, karena Pancasila itu pemikiran, sehingga pemikiran orang tuanya belum tentu sama dengan pemikiran anaknya. "Ada anak seorang Pancasilais menjadi menolak Pancasila, dan ada juga anak seorang kiai menjadi teroris," katanya.
Hariyono menambahkan, kondisi masyarakat saat ini terjadi distorsi pemahaman terhadap Pancasila. "Ada elite yang mengaku Pancasila, tapi kenyataannya dia korupsi. Koruptor itu anti Pancasila," katanya.
Pada tahapan berikutnya, menurut dia, distorsi pemahaman terhadap Pancasila bisa terjadi karena kurangnya keteladanan, adanya sikap inklusivisme, dan intoleran.
"Karena itu, BPIP akan melakukan sosialisasi Pancasila lebih intensif untuk melakukan internaliasi Pancasila, sehingga menjadi pegangan dan laku hidup," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Setuju Pembentukan Dirjen Pesantren di Kemenag
- Sejarah Hari Santri 22 Oktober dan Fatwa Resolusi Jihad Hasyim Asyari
- Trump Soroti Logam Tanah Jarang, Fentanyl, Kedelai, dan Taiwan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
Advertisement

Menikah Siri, PNS Gunungkidul Dilaporkan Istri Sah ke Bupati
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Persib Bandung vs Selangor Malaysia Malam Ini: Pemain, H2H
- Meriahkan 16 Tahun Perjalanan, ZAP Fest 2025 Sapa Kota Yogyakarta
- BGN Tutup 122 SPPG karena Melanggar SOP
- Penjualan Lesu, Apple Pangkas Produksi 1 Juta Unit iPhone Air
- Ropi Roti Tawarkan Program Kemitraan Unik, Modal 100 Persen Ditanggung
- Kejagung Kembalikan Rp13 Triliun ke Negara, DPR: Patut Ditiru APH Lain
- Sultan: DIY Kudu Pasok 1.000 Ton Sampah per Hari untuk Energi Listrik
Advertisement
Advertisement