Advertisement
Pengamat: Demokrat Tak Menguntungkan Jokowi dari Sisi Kekuatan Politik
Ilustrasi Partai Demokrat. - Harian Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Partai Demokrat belakangan terindikasi merapat ke pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Pengamat politik Abi Rekso memandang Partai Demokrat saat ini tidak terlalu menguntungkan bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo, dari segi kekuatan politik.
Advertisement
"Pertanyaan yang menarik terkait Demokrat, apakah Demokrat menguntungkan atau tidak bagi pak Jokowi. Menurut saya, bagi Jokowi tidak ada untungnya dari sisi kekuatan politik," kata Abi Rekso dihubungi di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Pernyataan Abi menyikapi peluang Demokrat bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi dalam pemerintahan mendatang.
BACA JUGA
Abi menyampaikan dengan koalisi partai politik yang ada saat ini kekuatan Jokowi sudah mencapai sekitar 62 persen. Pola komunikasi Jokowi dengan partai oposisi juga dinilai sudah cukup baik.
Dengan fakta tersebut, maka kekuatan Demokrat yang hanya tujuh persen lebih, menurutnya tidak terlalu diperhitungkan lagi sebagai kekuatan partai politik.
"Saya tidak tahu apakah ada kekuatan politik lain seperti misalnya pengaruh SBY di level tokoh tertentu. Tapi sebagai kekuatan parpol, Demokrat hanya tujuh persen, sebagai partai yang mengalami degradasi elektoral. Tidak terlalu penting bagi Jokowi untuk menarik masuk Demokrat," kata Abi.
Lebih jauh dia mengakui, dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Namun jika melihat pernyataan Jokowi di depan para pemimpin redaksi media, di Istana Merdeka beberapa waktu lalu, bahwa koalisi parpol pendukungnya tidak akan bertambah, maka posisi Demokrat menjadi kian jelas.
"Jadi kalau ditanya peluang Demokrat bergabung ada atau tidak, dengan kondisi sekarang, namanya politik peluang itu tetap ada, tapi apakah menguntungkan, saya tidak melihat. Di sisi lain, pak Jokowi dalam pertemuan dengan pemred media sudah firm menyampaikan koalisi tidak akan bertambah," jelasnya.
Dia mengatakan Jokowi sudah menyampaikan kabinetnya mendatang akan mengakomodasi 45 persen kursi menteri untuk kalangan parpol. Maka, kata Abi, 45 persen kursi itu akan diberikan Jokowi kepada partai pendukungnya di koalisi, yang dalam hal ini tidak akan mengalami penambahan.
Menurut Abi, Jokowi mungkin saja mempertimbangkan putra Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono menjadi menteri dalam kabinet, sebagai wujud redistribusi kekuatan politik nasional sekaligus mengakomodasi kalangan muda.
Namun, dia menilai keputusan Jokowi menarik AHY masuk kabinet akan didasari kedekatan atau chemistry personal Jokowi dengan AHY. Selain itu AHY juga akan diklaim untuk masuk sebagai menteri dari kalangan profesional, atau di luar komposisi 45 persen kursi yang disiapkan bagi kalangan partai politik pendukung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Honda Naik ke Konsesi C MotoGP, Awal Menuju Kategori A
- Sekring ABS Terbalik, Ducati Recall Panigale V2 dan V2 SF
- SSA Siap Laga Malam, Van Gastel: Lapangan Lebih Penting
- Apple Luncurkan iOS 26.2, Hadirkan Fitur Baru iPhone
- James Cameron Jadi Miliarder, Avatar 3 Diprediksi Pecah Rekor
- Pengendara Motor Tewas Ditabrak Truk di Ring Road Utara
- KPK Panggil Eks Menag Yaqut Cholil Terkait Kasus Kuota Haji
Advertisement
Advertisement



