Advertisement
Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, 600.000 Jiwa Bisa Terdampak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memetakan persoalan di pesisir selatan Jawa untuk menghadapi potensi megathrust magnitudo 8,8 di Laut Selatan. Masyarakat di 584 desa pesisir selatan Jawa akan dibekali pemahaman mendalam tentang mitigasi bencana tsunami.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan pemetaan dilakukan selama 34 hari sejak 12 Juli hingga 17 Agustus mendatang. Para sukarelawan dan pakar bergabung untuk menyisir masyarakat di kawasan pesisir mulai dari Banyuwani, Jawa Timur hingga Anyer, Serang, Banten.
Advertisement
“Kami menggandeng sukarelawan di masing-masing wilayah agar bisa mengomunikasikan materi mitigasi bencana kepada masyarakat. Semua desa yang rawan tsunami akan kami nilai ketangguhannya,” katanya seusai menjadi pembicara di Seminar Nasional Pengurangan Risiko Bencana di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Selasa (23/7/2019).
“Hasil pemetaan ini akan disampaikan ke pemerintah daerah kabupaten maupun kota agar ditindak lanjuti. Sebab jika terjadi tsunami, warga desa di pesisir Selatan yang terkena dampaknya mencapai 600.000 jiwa,” kata dia.
Sebelumnya, pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengatakan kawasan pantai selatan Jawa memiliki potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,8.
“Segmentasi-segmentasi megathrust tersebut tersebar di sepanjang Jawa Selatan, Sumba di sisi timur, Jawa Tengah dan di bawah Selat Sunda. Ada yang potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5, 8,7 hingga 8,8,” katanya di Kantor Pusdalops BPBD DIY, Rabu (17/7/2019).
Potensi gempa magnitudo 8,8 di sisi Selatan DIY, kata Widjo, bisa menimbulkan gelombang tsunami yang cukup tinggi. Berdasarkan permodelan yang dia lakukan, gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian 20 meter dengan jarak rendaman ke wilayah daratan sekitar tiga hingga empat kilometer. “Ini berdasarkan metode numerik komputasi jika magnitudo 8,8 terjadi,” katanya.
Gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30 menit setelah terjadi gempa besar. Jika dikurangi dengan standar operasional prosedur (SOP) dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengeluarkan peringatan dini tsunami, waktu yang dimiliki untuk proses evakuasi hanya 25 menit. “Oleh karenanya, ini harus diantisipasi bukan menakut-nakuti,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Kronologi Bocah Hanyut Saat Bermain di Tepian Sungai Oyo
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Tok, Paripurna DPR Akhirnya Setujui RUU Desa Jadi Undang-Undang
- Aksi Teror Marak di Dunia, Polri Antisipasi Serangan Terorisme Saat Lebaran 2024
- Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak
- Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik
- Masjid Agung Kota Bogor Diresmikan, Begini Kemegahannya
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
Advertisement
Advertisement