Advertisement
Akademisi Sebut Demokrat Jadi Parpol Pertama yang Keluar dari Koalisi Prabowo

Advertisement
Harianjogja.com, KUPANG--Mikhael Raja Muda Bataona, akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, mengatakan Partai Demokrat akan menjadi yang pertama meninggalkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Saya kira, parpol yang akan keluar dari koalisi Prabowo, pertama adalah Demokrat karena sinyal politiknya sudah sangat jelas sejak adanya kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke kediaman Megawati, juga pertemuan dengan Jokowi sejak sebelum wafatnya Ibu Ani juga pascawafatnya Ibu Ani," kata Mikhael Bataona kepada Antara di Kupang, Sabtu (29?6/2019).
Advertisement
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan sikap politik parpol koalisi pendukung pasangan capres-cawapres nomor 02 Prabowo-Sandiaga pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Majelis hakim MK menolak seluruh gugatan yang dilayangkan oleh tim Badan Pemenangan Nasional paslon nomor 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melalui kuasa hukumnya dalam sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Jakarta, Kamis (27/6).
"Kepastian soal perginya Demokrat ke koalisi Jokowi, saya kira sudah sangat jelas dan pasti terwujud, karena AHY membutuhkan panggung untuk Pilpres 2024," katanya.
Tanpa berada dalam kekuasaan dan punya sumber daya, menurut dia, bintang AHY bisa meredup sebelum Pilpres 2024.
Dia mengatakan, sebagai maestro politik dan ahli strategi, Susilo Bambang Yudhoyono sudah belajar dari situasi pasca-Pilpres 2014.
"Kini sudah saatnya Demokrat menggunakan momentum hubungan kedekatan dengan Jokowi juga silahturami AHY dan Ibas ke Megawati sebagai kunci masuk koalisi," katanya menjelaskan.
Dia menambahkan, parpol koalisi Prabowo-Sandi kedua yang akan meninggalkan koalisi adalah Partai Amanat Nasional (PAN).
"Kalau PAN saya kira mereka ini identik dengan manuver pragmatis dari Zulkilfi Hasan yang sejak tahun 2014, sudah pernah meninggalkan koalisi Prabowo demi mendapat kue kekuasaan dalam kabinet Jokowi," katanya.
Menurut dia, godaan ini sekarang sangat kuat untuk kembali dipraktikkan oleh Zulkilfi dan para pembantunya di PAN karena memang sikap mereka yang menolak berkoalisi dengan Jokowi pada Pilpres 2019, semuanya murni karena hitungan pragmatisme politik.
PAN yang awalnya punya warna partai tengah, kata dia, saat Pilpres 2019 sudah terlihat lebih kuat warnanya sebagai partai kanan.
"Jadi mereka hanya mau menjaga soliditas dukungan untuk lolos dalam aturan 'presidential threshold', tetapi sekarang, hal itu sudah tidak lagi penting," katanya.
Hal yang paling penting adalah mereka harus berada dalam kekuasaan untuk bisa mendapat manfaat ekonomi politik untuk Pilpres 2024.
"Itulah hitungan pragmatis yang akan dilakukan PAN karena mereka sudah berpengalaman mempraktikkan manuver politik jenis ini," kata dosen Ilmu Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia serta Ilmu Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira Kupang itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Hari Pertama MPLS di SMPN 1 Banguntapan Dimulai dengan Penyerahan Simbolis Siswa Baru
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement