Advertisement
Sering Kritik Pemerintah tapi Datang ke Istana Negara, Ini Penjelasan Fahri Hamzah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah diundang datang ke Istana Negara padahal sering mengkritik. Ia pun mengisahkan pertanyaan wartawan yang menanyakan alasannya datang.
Hal itu diungkapkan melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya @Fahrihamzah, Selasa (7/5/2019), usai diundang berbuka puasa ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Advertisement
Menjawab pertanyaan wartawan tersebut, Fahri Hamzah menegaskan bahwa istana merupakan kantor kepala negara, bukan milik pribadi. Jadi, tidak jadi soal kehadirannya di sana.
"Kemarin pimpinan Lembaga Negara diundang berbuka puasa di Istana. Ada wartawan tanya saya, 'kok bapak datang kan sering kritik?' Saya jawab singkat, 'istana itu bukan kantor pribadi tapi itu kantor kepala negara'. Jadi Bayangkanlah betapa sulit memahami relasi-relasi ini," cuit Fahri Hamzah.
Menurut Fahri Hamzah, ada sejumlah pihak yang salah kaprah dengan kritik yang dilayangkannya kepada pemerintah. Dia menegaskan kritik dalam demokrasi merupakan pengatur arus pikiran di ruang publik.
"Ada yang menganggap bahwa kritik keras adalah tindakan permusuhan. Bahkan ada yang mau mengkonversi kebebasan menilai pemerintah sebagai Tindakan pidana. Padahal kritik dalam demokrasi itu dilembagakan sebagai cara pengatur arus pikiran di ruang publik. Ini tantangan kita," kicau Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah melanjutkan kicauannya, masyarakat harus naik kelas soal teori-teori dasar berdemokrasi sebelum mendapatkan manfaat darinya. Menurut dia, masyarakat mesti terus bersuara agar kehidupan tidak salah arah
"Kita harus naik kelas soal teori-teori dasar berdemokrasi sebelum kita mendapatkan manfaat darinya. Kita perlu terus bersuara agak kehidupan kita jangan salah arah, semisal ingin menyeleksi pikiran yang boleh dikatakan dan tidak. Bahkan ada yang ingin kriminalisasi media yang memuatnya," cuit Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah berkicau demokrasi itu sukses karena kebebasan rakyat mengakibatkan lahirnya kecerdasan publik untuk berkarya dan juga menilai karya pemerintahan. Lalu standar kerja negara menjadi tinggi. Itulah, imbuhnya, yang melahirkan negara berkelas dan memiliki kualitas kerja yang tinggi.
"Saya juga ditanya wartawan seharian kemarin, soal keinginan pemerintah menyeleksi pikiran tokoh dan mengkriminalisasi media yang memfasilitasi pandangan yang dianggap salah oleh negara. Jawaban saya sederhana, 'jangan mundur ke belakang, kita harus maju dengan gagah berani'," kicau Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah mengatakan, "rezim sensor sudah kita tumbangkan, jangan dihidupkan kembali. Negara harus menyesuaikan diri dengan kebebasan rakyat. Pemerintah harus lebih canggih mengelola demokrasi kita, pakai ilmu jangan pakai kekuasaan. Ilmu lahirkan peradaban, kekuasaan lahirkan pemberontakan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement