Advertisement
Ada 46 Desa Rawan Banjir di DIY, Terbanyak di Kulonprogo

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengidentifikasi 46 desa rawan banjir di DIY, paling banyak berada di Kulonprogo. Sementara, desa di Gunungkidul bebas dari ancaman banjir.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana pada akhir tahun lalu mengatakan 46 desa tersebut masuk dalam kategori tinggi rawan banjir. Daerah itu meliputi 21 desa pada tujuh kecamatan di Kulonprogo, 13 desa pada 10 kecamatan di Bantul, sembilan desa pada lima kecamatan di Sleman, dan tiga kelurahan di dua kecamatan di Kota Jogja. Hanya Gunungkidul yang tak punya desa rawan banjir kategori tinggi. Sejauh ini, belum ada perubahan signifikan tentang daerah rawan banjir di provinsi ini.
Advertisement
“Pemetaan ini berdasarkan analisis risiko” kata dia.
Penentu kerawanan, menurut Biwara, adalah potensi curah hujan, peta kerentanan, dan kapasitas wilayah.
“Upaya penanggulangannya diarahkan ada zona-zona dengan resiko tinggi. Perlu kapasitas masyarakat dalam mengurangi risiko bencana dan infrastruktur di zona tersebut,” ujar dia.
Bewara mengatakan Gunungkidul tidak masuk ketegori tinggi rawan banjir meski pada 2017 lalu banjir sempat menggenangi SMK Tanjungsari. Musababnya, banjir yang terjadi di SMK Tanjungsari adalah dampak Siklon Tropis Cempaka yang membuat curah hujan sangat ekstrim. SMK Tanjungsari yang berada di permukaan tanah rendah pun terkena luapan air. Banjir di kawasan itu juga berasal dari sumber air di bawah tanah yang meluber.
Ia mengimbau warga yang tinggal di kawasan rawan banjir kategori tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan. “Tidak ada salahnya jika warga meletakkan barang berharga di tempat aman hingga menyiapkan setiap saat bisa dibawa mengungsi.”
Selain itu, penduduk setempat juga dianjurkan memantau dan membersihkan selokan atau aliran air secara penting. “Tak kalah pentingnya memantau prediksi cuaca, curah hujan yang terjadi di wilayahnya, sekarang bisa dipantau lewat medsos atau radio,” kata Biwara.
BPBD DIY juga telah memetakan 64 lokasi rawan pergerakan tanah atau longsor. Kawasan-kawasan rawan itu tersebar di semua kabupaten dan kota, mencakup 16 titik di Bantul, 18 titik di Gunungkidul, dua titik di Kota Jogja, 11 titik di Kulonprogo, dan 17 titik di Sleman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
- Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook, Perwakilan google Penuhi Panggilan Penyidik Kejagung
- Polisi tangkap Seorang Artis Sinetron Terkait Kasus Pemerasan
- Gunung Semeru Kembali Meletus, Tinggi Letusan 1 Kilometer
- Pembubaran Kegiatan Ibadah dan Perusakan Rumah Retret di Sukabumi, Kemenag Siapkan Regulasi Rumah Doa
Advertisement
Pedagang Eks TKP ABA Keluhkan Pengunjung Sepi, Wali Kota Jogja Bakal Gelar Sejumlah Event
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Buntut Putusan MK Soal Pemilu dan Pilkada, DPR Bantah Ada Perdebatan
- Serapan Anggaran Makan Bergizi Gratis Hanya 7 Persen, Ini Alasan Badan Gizi Nasional
- Pemerintah Akan Gunakan Teknologi AI untuk Pemetaan Potensi Siswa Sekolah Rakyat
- Lawatan Presiden Prabowo ke Arab Saudi untuk Bahas Kampung Haji hingga Konflik Timur Tengah
- Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
- Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Kepulauan Tokara Jepang
- Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement
Advertisement