Advertisement
Korban Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi Merupakan Pengusaha

Advertisement
Harianjogja.com, BEKASI-Sejumlah tetangga mengenal korban pembunuhan, Diperum Nainggolan (38) dan keluarganya sebagai pengusaha warung kelontong dan jasa ekspedisi produk rokok.
"Kebetulan saya sering berbincang dengan Pak Diperum, dia baru saja menambah bisnisnya dari berjualan sembako, sekarang pengantaran rokok," kata tetangga korban, Jimmy (45) di Bekasi, Selasa (13/11/2018).
Advertisement
Jimmy bertempat tinggal hanya beberapa rumah dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Diperum dan keluarganya di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondokmelati, Kota Bekasi.
Korban berikut isteri, Maya Boru Ambarita (37), dan dua anaknya yakni SN (9) dan AN (7) diketahui dibunuh di rumah kontrakannya.
Kasus pembunuhan itu terungkap setelah polisi mendapati adanya sejumlah luka tusukan dan benda tumpul di tubuh korban.
Peristiwa pembunuhan itu pun mengejutkan tetangga korban yang selama ini mengenal sosok keluarga Diperum sebagai tetangga yang berkepribadian baik.
"Terus terang saya kaget, sebab baru beberapa malam kemarin kami berbincang tentang bisnis barunya itu," katanya.
Dikatakan Jimmy, korban diketahui tinggal di rumah kontrakan milik saudaranya, tepat di seberang warung kelonting tempat Diperum dan keluarga berjualan sembako.
"Korban sudah buka warung sejak 2016. Buka setiap hari mulai pukul 07.00-22.00 WIB. Sejak Juli 2018, dia mulai mengantar rokok dengan mobil box," katanya.
Ketua RT 2 RW 5, Agus Sani, mengaku sempat mendapat laporan dari petugas Siskamling perihal sebuah mobil yang didapati melaju dalam kecepatan kencang di depan lokasi kejadian.
"Jadi petugas Siskamling katanya mutar-mutar sampai pukul 2.00 WIB, situasi aman, tidak ada temuan. Namun sempat mendeteksi sebuah mobil melaju kencang, tapi tidak jelas jenisnya karena situasi sekitar gelap," ujarnya.
Kondisi Diperium sekeluarga diketahui kali pertama oleh saksi Feby (35) yang tinggal di kontrakan yang dikelola korban.
Saksi mengaku, pada pukul 3.30 WIB melihat gerbang rumah korban terbuka dan televisi di dalam rumahnya pun menyala.
"Sempat saya panggil, tapi tidak menyahut. Saya juga sempat telepon, tapi tidak dijawab. Akhirnya saya masuk kontrakan saja," Feby.
Tiga jam berselang, saat akan berangkat kerja, saksi kian curiga saat mendapati situasi yang sama. Gerbang masih dalam kondisi terbuka, televisi menyala, tapi tidak ada korban atau keluarganya yang terlihat beraktivitas.
"Karena penasaran, saya coba intip lewat jendela dan terlihat mereka sudah tergeletak bersimbah darah di lantai," ucapnya.
Saksi pun lantas memanggil tetangga lain dan menghubungi kepolisian untuk melaporkan kejadian tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ade Armando Ditunjuk Jadi Komisaris Anak Perusahaan PLN
- Investor Menghilang, Pembangunan Kereta Gantung ke Gunung Rinjani Batal
- 3 WNI Ditangkap Polisi di Jepang Karena Dituding Merampok Rumah
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk SD dan SMP Tahun Ini Lebih Lama
- Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Bakal Diperketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
Advertisement

BPJS Ketenagakerjaan Beri Santunan Keluarga 2 Mahasiswa UGM yang Meninggal karena Kecelakaan Laut
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Targetkan Investasi Rp13.000 Triliun dalam 5 Tahun
- Tim SAR Hadapi Gelombang Tinggi dalam Pencarian Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya
- Presiden Prabowo dan MBS Bahas Pelayanan Haji hingga Kesehatan
- MK Hapus Larangan Pemantau Pemilu Lakukan Kegiatan Pemantauan Selain Pemantau Pemilihan
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Dituntut 7 Tahun Penjara di Kasus Harun Masiku
- Identitas 4 Korban Meninggal Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali
- Leonardo DiCaprio Disebut Cocok untuk Squid Game Versi Amerika Serikat
Advertisement
Advertisement