Advertisement
KTT ASEAN Menghasilkan 3 Dokumen, Isu Rohingnya Tak Tersentuh

Advertisement
Harianjogja.com, SINGAPURA- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sebagai ketua ASEAN 2018 menyampaikan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN di Hotel Shangri-La, Singapura, Sabtu (28/4/2018).
Ada tiga dokumen hasil konferensi tersebut, tanpa ada satu pun yang menyebutkan kesepakatan untuk mengatasi isu kemanusiaan Rohingya.
Ketiga dokumen hasil tersebut adalah Pernyataan Pemimpin ASEAN tentang Kerja Sama Keamanan Siber, Nota Konsep Jaringan Kota Pintar ASEAN (ASCN) dan Visi Pemimpin untuk ASEAN yang Berketahanan dan Inovatif.
Dari ketiga dokumen hasil tersebut hanya pada Visi Pemimpin ASEAN sedikit disebutkan ada poin ke sepuluh tentang pentingnya penghormatan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar.
Poin tersebut menyebutkan "ASEAN menekankan kembali komitmen untuk memajukan dan melindungi HAM dan kebebasan dasar yang sejalan dengan Deklarasi HAM ASEAN (AHRD) dan Pernyataan Phnom Penh tentang Adopsi AHRD dan juga instrumen internasional tentang HAM yag diikuti negara-negara anggota ASEAN.
Padahal, berbagai pihak, termasuk dari Komisi Antarpemerintahan ASEAN untuk HAM (AICHR) dan Parlemen ASEAN untuk HAM(APHR), telah menyampaikan seruan kepada para pemimpin ASEAN agar dapat menghasilkan pernyataan yang kuat agar ASEAN dapat segera bertindak mengatasi masalah kemanusiaan Rohingya.
Kepala Pusat Studi ASEAN The Habibie Center Ibrahim Almuttaqi menyayangkan para pemimpin ASEAN membatasi diri dengan hanya menghasilkan tiga dokumen hasil, padahal ada isu krisis kemanusiaan Rohingya yang mendesak untuk diatasi di kawasan Asia Tenggara.
Ibrahim berpendapat bahwa ketidakhadiran Aung San Suu-Kyi di KTT ASEAN seharusnya dapat dimanfaakan para pemimpin ASEAN lainnya untuk mengeluarkan pernyataan yang lebih kuat terkait penyelesaian krisis kemanusiaan Rohingya.
"Sayangnya, di bawah keketuaan Singapura keinginan kita untuk mendapatkan penyampaian yang jelas tentang perlindungan hak asasi manusia terlalu terpecah-pecah dan pada akhirnya terlewatkan," kata dia.
Sementara itu, dua dokumen lainnya, yakni Pernyataan Pemimpin ASEAN tentang Kerja Sama Kemananan Siber dan ASCN bersifat lebih praktis sebagai panduan bagi kerja sama internal negara-negara anggota di bidang keamanan siber dan pembangunan jaringan kota pintar melalui berbagai program.
Advertisement
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
- Airlangga: Golkar Masih Jadi Partai Pemenang Terbanyak dalam Pemilu di Indonesia
- Ganjar: Bisnis Tembakau dan Rokok Selalu Menghadapi Masalah yang Sama Setiap Tahun
- Lagu Franky Sahilatua "Aku Papua" Menggema di Gedung Graha Widyatama Unsoed
- Awali Panen Tembakau di Lereng Sindoro, Ganjar Petik 12 Daun Pertama. Ini Maknanya..
- Daftar 5 Kanal YouTube dengan Subscribers Terbanyak di Dunia

Tingkatkan Kompetensi, Hotel Harper Malioboro Yogyakarta Berikan Pelatihan Kepada Siswa Siswi SMKN 1 Saptosari
Advertisement

Dulu Dipenuhi Perdu Liar, Kini Pantai Goa Cemara Jadi Primadona Baru Wisata di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Siap-Siap, Harga Mi Instan Bisa Naik 3 Kali Lipat!
- BREAKING NEWS: Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Brigadir J!
- Astaga! Indonesia Jadi Negara dengan Keamaan Siber Paling Buruk di Dunia
- Ini Link Lowongan Kerja BUMN dari Bank Mandiri, KAI dan Pertamina
- Kapolri Sebut Tak Ada Tembak Menembak, Ferdy Sambo Minta Anak Buah Habisi Brigadir J
- Pembunuhan Berencana, Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati!
- Daftar 5 Kanal YouTube dengan Subscribers Terbanyak di Dunia
Advertisement
Advertisement