Advertisement

Pengamat Curiga, Kenapa Kursi Wagub DKI Kosong Terlalu Lama

M. Taufikul Basari
Selasa, 23 Oktober 2018 - 10:50 WIB
Bhekti Suryani
Pengamat Curiga, Kenapa Kursi Wagub DKI Kosong Terlalu Lama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berpelukan dengan Sandiaga Uno (kiri) usai pengunduran diri Sandiaga sebagai Wagub DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Jumat (10/8/2018). - ANTARA/Galih Pradipta

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Kosongnya kursi wagub DKI Jakarta hingga saat ini menimbulkan kecurigaan. 

Posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta masih jadi rebutan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra sampai saat ini. Akibatnya, kinerja gubernur Anies Baswedan juga terganggu yang menyebabkan kurangnya inovasi di Ibu Kota.

Advertisement

Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menilai ada unsur kesengajaan atau cuma sandiwara politik dari dua partai itu terkait perebutan posisi wakil gubernur.

Jerry menduga, kedua partai akan terus bersandiwara hingga pilpres 2019 nanti. “Seperti ada unsur kesengajaan atau sebuah sandiwara politik yang dimainkan sampai tahun depan. Saya curiga mereka menunggu hasil Pilpres baru diumumkan, siapa yang jadi wakil gubernur,” kata Jerry dalam keterangan pers, Senin (22/10).

Jerry curiga, apabila koalisis Prabowo-Sandiaga kalah di Pilpres, maka Sandiaga Uno akan kembali lagi menjadi wakil gubernur.

Menurut Jerry, jika skenario itu terjadi, sungguh tidak etis. Alhasil, sudah seharusnya Gerindra dan PKS segera menunjuk siapa pengganti Sandiaga. Pasalnya, Jakarta memerlukan perbaikan dan percepatan pelayanan publik.

“Kalau Sandiaga kalah bisa saja dia balik menjadi wagub DKI Jakarta. Sudah seharusnya dipercepat jangan tunggu sampai tahun depan,” ujarnya.

Dia menilai PKS dan Gerindra tak boleh terus bersandiwara karena perilaku itu sejatinya merusak demokrasi sekaligus merugikan warga DKI Jakarta. Pasalnya, kinerja gubernur tak akan pernah maksimal jika tidak didukung oleh wakil gubernur.

“Kan, DPRD dan partai koalisi juga sangat menentukan. Bagi saya Anies akan menuruti saja siapa yang akan ditunjuk mendampinginya,” katanya lagi.

Dia pun mengaku tak habis pikir pemilihan Wagub DKI ini diulur-ulur. Ini menunjukan bahwa ada lobi-lobi kepentingan kekuasaan dan bagi-bagi antara PKS dan Gerindra.

Menurutnya, PKS dan Gerindra harus legowo agar tidak menimbulkan kegaduhan di antara kedua kader Parpol ini. “Jadi bisa saja pecah dukungan di legislatif bahkan eksekutif. Dan ini bisa berpengaruh pada pilpres 2019 bagi kubu Prabowo,” ujar dia.

Salah satu nama dari Gerindra yang dikait-kaitkan dengan posisi Wagub DKI adalah Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M. Taufik. Beberapa kali Taufik mengaku siap mendampingi Anies Baswedan memimpin kota megapolitan itu sebagai Wagub DKI Jakarta.

“Insya Allah siap DKI 2. Gerindra nanti yang menang,” kata Taufik di sela-sela obrolannya bersama para relawan Prabowo – Sandiaga Sabtu (20/10/2018) malam.

Taufik adalah calon DKI 2 yang diusung DPD Partai Gerindra di kota itu. Namanya sempat ditandingkan dengan ponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Rahayu adalah politikus Partai Gerindra yang kini menduduki kursi DPR di Senayan.

Sementara itu, dari kubu PKS ada nama Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto yang santer disebut akan menggantikan posisi Wagub DKI setelah ditinggalkan Sandiaga Uno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement