Advertisement
Anak Muda China Viral Pelihara Jamur dari Teh Kemasan
Ilustrasi jamur. - Bisnis.com
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Fenomena memelihara jamur yang tumbuh dari sisa teh kemasan menjadi tren unik di China, meski para ahli menilai praktik ini berbahaya bagi kesehatan.
Melansir dari Radii, terdapat beberapa alasan mengapa para pemuda di China menggandrungi hobi yang tidak lazim ini:
Advertisement
- Mendobrak Norma Hobi: Tren ini dianggap merepresentasikan keinginan generasi muda untuk mencari keunikan dan keluar dari batas-batas hobi konvensional.
- Perawatan yang Sangat Mudah: Jamur teh tumbuh relatif cepat hanya dengan membiarkan botol terbuka. Ini menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan yang sibuk namun tetap ingin memiliki "koneksi" dengan makhluk hidup tanpa perawatan rumit.
BACA JUGA
- Interaksi Sosial Digital: Para peminat aktif berbagi foto hasil budidaya dan tips perawatan di media sosial. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan sekaligus tantangan antar-pengguna.
Merespons tren tersebut, pakar kesehatan dan produsen minuman memberikan peringatan keras. Minuman yang telah terkontaminasi jamur liar berpotensi mengandung mikotoksin (racun hasil metabolisme jamur) serta bakteri berbahaya seperti E. coli atau Salmonella.
Paparan organisme ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, antara lain:
- Keracunan makanan akut.
- Reaksi alergi pada kulit dan pernapasan.
- Gangguan pencernaan kronis.
- Risiko infeksi berat bagi individu dengan sistem imun lemah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara tegas menekankan bahwa mengonsumsi makanan atau minuman yang telah berjamur—sekecil apa pun bagian yang terlihat—sangat berisiko bagi kesehatan manusia.
Alternatif Budidaya yang Lebih Aman
Bagi Anda yang tertarik pada aspek biologi dan budidaya, para ahli menyarankan alternatif yang jauh lebih higienis dan edukatif:
- Kit Jamur Tiram: Menggunakan paket budidaya jamur pangan yang sudah melalui proses sterilisasi.
- Fermentasi Kombucha: Melakukan eksperimen fermentasi terkontrol menggunakan starter (SCOBY) dengan panduan yang tepat dan peralatan bersih.
Prinsip utamanya adalah melakukan aktivitas budidaya di lingkungan yang terkendali, bukan memanfaatkan limbah minuman kemasan yang terpapar udara bebas secara liar.
Tren "jamur teh" mungkin mencerminkan kreativitas dan kebutuhan sosial anak muda saat ini. Namun, penting untuk diingat bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Eksperimen semacam ini sebaiknya hanya dijadikan objek observasi visual semata, dan sangat dilarang untuk dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Wisatawan Jogja Diimbau Parkir Resmi Hindari Tarif Nuthuk
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Mencicipi Bakso Keju Lumer dan Bakso Jumbo Viral di Bantul
- Ahli Ungkap Risiko Demensia Bisa Dimulai Sejak Masa Kanak-Kanak
- Wisata Hidden Gem di Jogja Menawarkan Alam Tenang dan Otentik
- Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
- Irigasi Karangtalun Sleman Ditingkatkan untuk Percepat Masa Tanam
- Polda DIY Antisipasi Lonjakan Lalu Lintas Saat Libur Nataru
- Ratusan Sekolah Aceh Tamiang Rusak Parah Akibat Banjir Bandang
Advertisement
Advertisement



