Advertisement
Donald Trump Tangguhkan Penerimaan Mahasiswa Asing di Universitas Harvard

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden AS Donald Trump pada Rabu menangguhkan penerimaan mahasiswa asing yang ingin belajar di Universitas Harvard, dalam perseteruan terbarunya dengan Universitas elit tersebut.
Trump mengatakan keputusan itu dibuat karena beberapa alasan, termasuk penolakan Harvard untuk menunjukkan daftar mahasiswa kelahiran luar negeri dan negara asal mereka kepada pemerintah.
Advertisement
"Menurut penilaian saya, hal itu menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima bagi keamanan negara kita jika sebuah lembaga akademis menolak memberikan informasi yang cukup," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa masuknya warga negara asing "hanya atau terutama" untuk mengikuti program studi di Harvard atau di bawah program pertukaran pengunjung yang diselenggarakan universitas tersebut akan ditangguhkan, sementara visa mahasiswa saat ini akan ditinjau untuk kemungkinan pencabutan.
Pemerintahan Trump telah memperketat penyaringan mahasiswa internasional, dengan alasan bahwa beberapa pelamar dapat mengancam keamanan nasional.
Minggu lalu, Trump mengatakan bahwa Harvard harus membatasi pendaftaran internasionalnya hingga sekitar 15 persen dari mahasiswa yang diterima setiap tahun akademik.
"Banyak dari mahasiswa tersebut adalah pembuat onar yang disebabkan oleh kaum radikal kiri gila di negara ini," katanya saat itu.
Harvard menerima 6.793 mahasiswa internasional pada tahun ajaran 2024-2025, yang mencakup 27,2 persen dari total penerimaan mahasiswanya, menurut universitas tersebut.
Di antara negara-negara Asia, terdapat 260 mahasiswa dan cendekiawan Jepang di Harvard, dibandingkan dengan sekitar 2.100 dari China, 790 dari India, 430 dari Korea Selatan, dan 150 dari Singapura, menurut data universitas.
Trump mengecam Harvard dan universitas-universitas AS terkemuka lainnya karena gagal mencegah protes kampus yang menargetkan Israel atas dugaan pelanggaran terhadap warga sipil selama perang dengan Hamas di Jalur Gaza.
Pemerintah menghentikan penjadwalan wawancara visa mahasiswa asing di semua misi diplomatik AS minggu lalu. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan minggu lalu bahwa AS akan "secara agresif" mencabut visa pelajar China, khususnya mereka yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis China atau mereka yang belajar di bidang sensitif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Innalillahi, Menteri Agama Suryadharma Ali Periode 2009-2014 Meninggal Dunia, Berikut Profil Singkatnya
- Menteri Amran: Pemerintah Siapkan Operasi Pasar Besar-Besaran
- KPK Buka Peluang Panggil 4 Mantan Stafsus Nadiem Makarim
- Mantan Wali Kota Semarang, Mbak Ita Dituntut 6 Tahun Penjara
- Polisi Tangkap 11 WNA China yang Gunakan Sebuah Rumah di Cilandak Tempat Penyamaran Polisi Wuhan
Advertisement

Pemkab Kulonprogo Bertekad Keluar dari Peringkat Pertama Kemiskinan di DIY
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Bertemu Ahmad Luthfi, Duta Besar Inggris Jajaki Investasi Pengolahan Sampah hingga Keamanan Siber
- Saksikan Penandatanganan MoU di Lampung, Menteri Nusron Ajak Tokoh Agama Kawal Sertifikasi Tanah Wakaf
- Rusia Diguncang Gempa Magnitudo 8,7, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami untuk Indonesia, Segini Perkiraan Tinggi Gelombang
- Gempa Rusia: BMKG Terbitkan Peringatan Tsunami Gorontalo hingga Papua, Prediksi Gelombang Mulai Pukul 14.52 WITA
- Kerugian Global Akibat Bencana di 2025 Capai Rp2.122 Triliun
- Menteri Nusron Ingatkan Sertifikasi Tanah Wakaf Bagian Penting Administrasi Pertanahan
- Dampak Gempa Rusia: Jepang Terbitkan Peringatan Tsunami 3 Meter di Pantai Pasifik
Advertisement
Advertisement