Advertisement
Survei: 94,4 Persen Masyarakat Setuju dengan Program Sekolah Rakyat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Hasil Survei Litbang Kompas, yang dilakukan pada 7–12 April 2025 dengan melibatkan 1.200 responden di 38 provinsi, menunjukkan bahwa sebanyak 94,4 persen masyarakat menyatakan setuju dengan adanya Program Sekolah Rakyat.
Peneliti Litbang Kompas MB Dewi Pancawati mengatakan 28,2 persen responden menyatakan sangat setuju dan sebanyak 83,9 persen responden menyakini Sekolah Rakyat dapat mengatasi persoalan anak putus sekolah dan menjadi solusi keluar dari jerat kemiskinan.
Advertisement
“Program pemerintah ini mendapat dukungan dari publik. Selain didukung, keyakinan dan optimisme tinggi. Program Sekolah Rakyat ini akan berhasil mencapai tujuannya, memberi kesempatan pendidikan, mengatasi putus sekolah dan solusi mengatasi kemiskinan,” kata Dewi dalam audiensi antara pimpinan Kompas TV dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul di Kantor Kemensos, Jakarta, Kamis.
Dewi menyampaikan terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah terkait dengan implementasi Program Sekolah Rakyat. Litbang Kompas mencatat bahwa masih terdapat masyarakat yang belum memahami teknis dan manfaat program tersebut. Dengan demikian, diperlukan sosialisasi yang lebih baik untuk mengatasi hal itu.
Menanggapi paparan dari Litbang Kompas itu, Gus Ipul menyampaikan saat ini pemerintah menargetkan Sekolah Rakyat hadir di 100 titik di seluruh Indonesia, dan sebanyak 65 titik dipastikan siap digunakan pada Juli 2025, dengan kapasitas mencapai 6.000 lebih siswa.
Ke depan, kata Gus Ipul, Presiden Prabowo mengarahkan pembangunan Sekolah Rakyat dapat mencapai 200 sekolah, yang terdiri atas 100 dari partisipasi swasta dan 100 dari APBN.
Gus Ipul menyampa Sekolah Rakyat akan dilengkapi dengan fasilitas pendidikan berbasis asrama, laboratorium, ruang olahraga, serta kegiatan pengembangan keterampilan. Model itu diharapkan dapat membentuk individu unggul dari kelompok paling miskin.
Terkait kurikulum, Sekolah Rakyat memiliki kurikulum yang dirancang khusus oleh Kemendikdasmen dengan mengedepankan asas kesetaraan dan pengembangan potensi.
“Kalau burung, jangan disuruh berenang. Sapi jangan disuruh terbang. Anak-anak kita punya keunikan sendiri. Ada yang ukurannya burung, kucing, sapi, semua punya keunggulan masing-masing,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daftar 36 Bandar Udara yang Ditetapkan sebagai Bandara Internasional di Indonesia
- Cukup Bayar Rp1 Juta Bisa Masuk Surga, MUI Kecam Rumah Ibadah Umi Cinta di Bekasi
- Pajak Bumi dan Bangunan di Jakarta Hanya Naik 5-10 Persen
- KPK Sita 2 Unit Mobil dan Uang Rp2,4 Miliar dari OTT Suap Pengelolaan Kawasan Hutan
- Kapolri Sebut Demonstrasi di Pati Walau Anarkistis Tapi Terkendali
Advertisement

Terkena Longsor Sejak 2023, Jalan Kabupaten di Gedangsari Gunungkidul Belum Diperbaiki
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dinkes Pati Sebut Ada 64 Korban Luka Saat Unjuk Rasa
- Iwan Kurniawan Lukminto Tanda Tangani Kredit yang Dikondisikan
- AHY Diberi Tugas Kawal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
- 30 Ribu Warga Alaska Mengungsi untuk Hadapi Banjir Akibat Gletser
- Kopdes Merah Putih Gagal Bayar Tak Perlu Kembalikan Talangan Dana Desa
- KPK Sebut OTT di Jakarta Kemarin, Terkait Suap Izin Pemanfaatan Hutan
- Proses Pembentukan Pansus Pemakzulan Bupati Sadewo Oleh DPRD Pati
Advertisement
Advertisement