Advertisement

Pembangunan Jateng 2026 Diarahkan untuk Penopang Swasembada Pangan

Media Digital
Senin, 21 April 2025 - 18:07 WIB
Maya Herawati
Pembangunan Jateng 2026 Diarahkan untuk Penopang Swasembada Pangan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat memberikan arahan dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) eks karesidenan Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (21/4 - 2025). / ist

Advertisement

PATI—Perencanaan pembangunan daerah di Jawa Tengah pada 2026 akan diarahkan untuk penopang swasembada pangan.

Kebijakan tersebut sebagai keberlanjutan pembangunan tahun 2025 yang fokus pada pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar.

Advertisement

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat memberikan arahan dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah  (Musrenbangwil) eks karesidenan Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (21/4/2025).

Musrenbangwil tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kabupaten Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora.

"Tentu program-program provinsi dan kabupaten/kota, akan secara berjenjang, berlanjut, dan berkesinambungan. Ini perlu agar kesinambungan pembangunan kita jelas," kata Luthfi.

Musrenbangwil ini digunakan Ahmad Luthfi untuk belanja masalah di Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora.

Luthfi meminta kepada seluruh bupati di wilayah tersebut untuk benar-benar memetakan permasalahan yang berkaitan dengan arah peneguhan sebagai lumbung pangan atau swasembada pangan.

BACA JUGA: Ini Profil Paus Fransiskus yang Wafat Setelah Berjuang Melawan Pneumonia Ganda

"Ini baru belanja masalah awal. Finalnya nanti pada saat kita Musrenbang tingkat provinsi. Artinya beberapa tokoh dan lapisan masyarakat kita undang, dipimpin oleh Forkopimda untuk menyampaikan problem solving di wilayah masing-masing untuk 2026," jelasnya.

Sebagai penumpu pangan nasional, beber Luthfi, Jawa Tengah telah ditargetkan untuk bisa menyumbang sekitar 11 juta ton padi pada tahun 2025. Ia optimistis target tersebut dapat dicapai, mengingat sampai April 2025 saja produktivitas padi di Jawa Tengah sudah mencapai 4,9 juta ton.

Guna meneguhkan posisi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional, maka harus bekerja bersama. Contohnya, setiap daerah harus tegas dalam mempertahankan lahan hijau dan lahan pertanian.

 Selain itu, fasilitas-fasilitas terkait dengan saluran air primer, sekunder, dan tersier harus tuntas diperbaiki.

"Kita petakan daerah-daerah yang sekarang musim  kering agar nanti bisa kita intervensi. Entah dengan sumur atau dengan apa nanti dibicarakan lebih lanjut," jelasnya.

Selain itu, pengembangan daerah di Jawa Tengah juga diarahkan pada pengembangan wilayah aglomerasi. Ia mencontohkan, daerah Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora memiliki potensi yang beragam, mulai dari pertanian, perikanan, sampai dengan industri. Sehingga pembangunannya bisa diarahkan pada sektor tersebut.

"Aglomerasi itu nafasnya untuk menumbuhkan perekonomian baru. Nanti akan rapat, bupati-bupati itu tidak bisa berdiri sendiri, mereka harus bekerja sama untuk menciptakan wilayah ekonomi baru. Wilayah (eks karesidenan) Pati ada industri, pertanian, perikanan, dan macam-macam. Nah nanti tinggal rapat mereka prioritasnya apa," kata Luthfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling di Bantul Pekan Ini 22-27 April 2025

Bantul
| Selasa, 22 April 2025, 05:47 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement