Advertisement
PDIP Fokus Sidang MK, Belum Pikirkan Pertemuan Mega-Prabowo

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Calon presiden terpilih Prabowo Subianto diisukan bakal bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku partainya memilih untuk fokus menyelesaikan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, alih-alih mematangkan pertemuan antara Megawati dengan Prabowo.
Hasto mengatakan partainya bakal berfokus untuk menyelesaikan gugatan di MK sebelum memutuskan rencana pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo yang telah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024. "Pertemuan itu tentu nantinya akan dilakukan pada momentum yang tepat mengingat saat ini kami masih sedang berproses di Mahkamah Konstitusi," kata Hasto di Teuku Umar, Jakarta, Rabu (10/4/2024).
BACA JUGA: Ketua DPP PDIP: Megawati Memiliki Hubungan Sangat Baik dengan Capres Pemenang Pilpres 2024
Advertisement
Dia menerangkan partainya bakal memutuskan momentum yang tepat untuk menjadwalkan pertemuan Megawati dengan Prabowo selepas putusan MK diketok akhir bulan ini. "Sehingga nanti pada momentum yang tepat," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman berharap pertemuan antara ketua umumnya Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa dilakukan sebelum Lebaran Idulfitri 2024.
Habiburokhman memastikan pertemuan antara calon presiden terpilih dengan presiden ke-5 itu akan terwujud. Oleh sebab itu, diharapkan secara mungkin terjadi. "Kalau bisa sebelum Lebaran, enggak apa-apa," jelas Habiburokhman di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2024).
Wakil ketua Komisi III DPR ini juga tidak menampik Prabowo akan coba meyakinkan Megawati agar bergabung ke barisan pendukungnya untuk lima tahun ke depan. Habiburokhman juga berpendapat perpolitikan Indonesia akan lebih baik apabila tidak ada oposisi. Dia ingin Indonesia punya format demokrasi tersendiri, bukan hanya mengikuti format negara-negara Barat yang mana harus ada kubu oposisi. "Bisa jadi di Indonesia enggak perlu oposisi, dan [utamakan] musyawarah mufakat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Bersubsidi Khusus Gen Z Bakal Dibangun di Wilayah Perkotaan
- Indonesia Berharap Dukungan Belanda untuk Proyek Tanggul Laut Raksasa
- BPS Sebut Harga Beras Terus Naik di Beberapa Kabupaten/Kota pada Minggu Kedua Juni 2025
- Novel Baswedan Jadi Wakil Ketua Satgas Penerimaan Negara
- Fasilitas Migas Iran Kena Serangan Rudal Israel, Picu Kekhawatiran Pasar
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Iran Bantah Kirim Pesan ke Israel Lewat Pihak Ketiga
- Tiba di Singapura, Presiden Prabowo Disambut Pelajar dan Mahasiswa
- Konflik dengan Israel Kian Memanas, Presiden Iran Jalin Komunikasi dengan Erdogen dan Macron
- Internet di Jalur Gaza Kembali Aktif
- Iran Tangkap Dua Agen Mossad
- Kemenkes RI: Sudah Ada 179 Kasus Positif Covid-19
- Kementerian Luar Negeri Iran Jadi Target Sasaran Serangan Israel
Advertisement
Advertisement