Advertisement

Jogja Kota Pertama Event Tourism Business Matching 2024, Ini Tujuannya

Abdul Hamied Razak
Rabu, 24 Januari 2024 - 01:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Jogja Kota Pertama Event Tourism Business Matching 2024, Ini Tujuannya Rangkaian event tourism business matching (TBM) 2024 mulai dilaksanakan. Diawali dengan penyelenggaraan Jogja Business Matching (JBM) 2024 di Grand Ballroom Sahid Raya Hotel Yogyakarta, Selasa (23/1 - 2024). Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Rangkaian event tourism business matching (TBM) 2024 mulai dilaksanakan. Diawali dengan penyelenggaraan Jogja Business Matching (JBM) 2024 di Grand Ballroom Sahid Raya Hotel Yogyakarta, Selasa (23/1/2024).

Event business to business (B2B) ini diselenggarakan oleh LaRe Creative Planner, Mitajani Training Consultant dan Media Info Wisata dan kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI). Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Pemasaran Nusantara I Kemenparekraf RI Dwi Marhen Yono.

Advertisement

Project Director Tourism Business Matching 2024 Sri Astuti mengatakan bahwa event direct selling dengan mempertemukan para seller dan buyer ini menargetkan transaksi sekitar Rp1.5 miliar. Sebanyak 75 seller dari berbagai wilayah di Indonesia turut serta. Di antaranya dari hotel, travel agent, lembaga pelatihan SDM, desa wisata, pengelola obyek wisata, restaurant, pusat oleh-oleh dan lain sebagainya. Mereka berasal dari Jakarta, Bandung, Bali, Balikpapan, Jogja, Semarang, Lombok, Brebes, Slawi, Tegal, Pekalongan, dan lain sebagainya.

BACA JUGA: PHRI Keluhkan Warga yang Buka Jasa Indekos Harian untuk Wisatawan Saat Libur Tahun Baru

Pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah dinas pariwisata seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purworejo, serta Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo untuk mempromosikan beberapa desa wisatanya. Sementara untuk buyer yang terdaftar turut serta mencapai lebih dari 150 corporate/instansi.

“Konsep kita memang adalah mix buyer, jadi tidak hanya travel agent, tapi juga corporate dan government diundang. Tujuannya tentu agar business matching ini tidak hanya terjadi antara seller dan buyer, tetapi juga di antara buyer sendiri. Corporate dan government yang kita undang pun, adalah yang kita nilai memiliki potensi secara market bagi para seller,” tutur Sri Astuti.

Buyer yang hadir untuk travel agent, berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya, Bogor, Cirebon, Cilacap, Jember, Surabaya, Jakarta, Bandung, Magelang, dan lain sebagainya. Pihaknya bekerja sama dengan berbagai asosiasi seperti ASITA, PPW, Astindo, dan lainnya.

Selain business matching yang diikuti oleh pelaku tourism industry, pihaknya juga menyelenggarakan UKM Business Matching bekerja sama dengan Dinpar Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman. UKM anggota forum komunikasi UKM (Forkom) di 17 kapanewon di Kabupaten Sleman turut serta.

BACA JUGA: Embung Giwangan Bakal Geliatkan Wisata di Sisi Selatan Kota Jogja

“Ini adalah bentuk komitmen dari kami, harapannya melalui Jogja Business Matching ini, sektor kreatif khususnya dari UKM bisa turut merasakan manfaatnya. Mereka bisa branding sekaligus selling dengan para seller maupun buyer yang turut serta. Harapannya tidak hanya transaksi langsung, tapi kerjasama berkelanjutan,” paparnya.

Direktur Pemasaran Nusantara I Kemenparekraf RI, Dwi Marhen Yono mengapresiasi gelaran JBM 2024. JBM menjadi bagian MICE yang bisa mendongkrak pergerakan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara. Menurutnya, ada 3A menjadi hal yang paling penting, yaitu akses, amenitas dan atraksi.

"Paling penting dalam wisata adalah akses, kalau aksesnya ada misalnya jalan, kendaraan, tentu orang pasti akan berwisata," ujar Dwi.

Selain itu, amenitas jadi hal penting seperti halnya hotel. Alasannya, jika akses ke suatu daerah ada tetapi tidak ada hotel, tidak ada destinasi wisata, maka orang tidak akan datang. "Terakhir soal atraksi bisa budaya, bisa MICE seperti JBM, ini termasuk atraksi juga. Jadi kuncinya di 3 A ini," ungkap Dwi.

Kemenparekraf, lanjutnya, terus mendorong semua industri bergerak. Apalagi pergerakan wisatawan nusantara sudah meningkat 12% di akhir tahun 2023. Pergerakan wisatawan nusantara sebelum pandemi sekitar 720 juta wisatawan, sementara tahun 2023 sudah sekitar 850 juta.

Tahun 2024 ini, Kemenparekraf pun menargetkan pergerakan wisatawan di angka 10% atau paling tidak 950 juta wisatawan yang bergerak dari daerah ke daerah. "Kalau satu orang mengeluarkan Rp2 juta saja, untuk nginep, rental mobil, beli oleh-oleh, maka tahun ini ada Rp1.800 triliun uang berputar di sektor pariwisata," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disdukcapil Bantul Upayakan Kemudahan Perekaman E-KTP untuk Penyandang Disabilitas

Bantul
| Senin, 29 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement