Advertisement

Wartawan Australia yang Dipecat Karena Unggah Kondisi Gaza Sebut Sikapnya adalah Kebebasan Berbicara

Newswire
Jum'at, 19 Januari 2024 - 09:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Wartawan Australia yang Dipecat Karena Unggah Kondisi Gaza Sebut Sikapnya adalah Kebebasan Berbicara Warga menaruh bunga mawar di atas sejumlah foto jurnalis peliput konflik Israel-Hamas di Gaza, Palestina pada aksi damai di Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023). Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas warga terhadap para jurnalis yang bertugas maupun rekan mereka yang tewas akibat serangan Israel di Gaza, Palestina, sekaligus meminta para pemimpin dunia agar mendesak Israel menghentikan perang guna melindungi keselamatan warga sipil Palestina. Antara Foto/Maulana Surya - nym.

Advertisement

Harianjogja.com, ISTANBUL—Seorang wartawan Australia, keturunan Lebanon, Antoinette Lattouf dipecat karena mengunggah kondisi di Jalur Gaza. Namun Antoinette bersumpah akan melanjutkan perjuangan hukumnya dengan menegaskan jika sikapnya merupakan bentuk kebebasan berbicara, Kamis (18/1/2024).

"Saya sudah siap berjuang sepenuhnya dan ingin memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan terima kasih kepada jutaan orang yang mendukung saya," kata Antoinette Lattouf, mantan jurnalis ABC kepada wartawan di Sydney setelah menyampaikan pendapatnya dalam sidang virtual oleh Komisi Pekerjaan yang Adil.

Advertisement

Lattouf, yang keturunan Lebanon, dipecat bulan lalu karena ada upaya desakan terhadap dirinya dan ABC oleh kelompok lobi Israel di Australia.

“Ada begitu banyak dukungan di dalam negeri dan juga di luar negeri,” kata Lattouf, yang dalam pengaduannya menyatakan salah satu alasan pemecatannya adalah karena ras.

Baca Juga

Wah, Endemi Hepatitis A Meluas di Pengungsian Gaza, Ini Penyebabnya

Duh, 4% Penduduk Gaza Tewas, Terluka dan Hilang

Aksi 100 Hari Genosida Israel di Gaza, Ribuan Warga Jogja Turun ke Jalan

“Ini adalah kasus yang sangat penting karena ini bukan hanya tentang saya, ini tentang kebebasan berpendapat, ini tentang rasisme,” katanya, menegaskan.

Menurut Lattouf, kasusnya itu penting karena "ini menyangkut peran penting jurnalis dalam pengungkapan kebenaran."

Perusahaan media ABC memecat Lattouf bulan lalu karena dia mengunggah ulang artikel Human Rights Watch (HRW) tentang wilayah kantong Palestina yang terkepung di platform Instagram.

Organisasi hak asasi manusia internasional menerbitkan sebuah penelitian yang merinci bagaimana otoritas Israel di Gaza menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. "Saya mencintai ABC. Saya akan selalu mengadvokasi dan memperjuangkan ABC agar dapat beroperasi, memberi informasi, dan menghibur masyarakat tanpa rasa takut atau perlu bantuan,” katanya tentang bekas tempat kerjanya itu.

Lattouf yang berjanji untuk melanjutkan perjuangannya selama diperlukan seperti melakukan penggalangan dana untuk membayar biaya hukumnya dalam kasus pengadilannya melawan lembaga penyiaran Australia.

Kasus yang menimpa Lattouf tersebut menyusul pengunduran diri seorang jurnalis biro ABC yang bertugas meliput di Gedung Parlemen, Nour Haydar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Senin 29 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 01:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement