Advertisement
Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Jadi Buron Kejagung

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Keberadaan tersangka kasus dugaan korupsi minyak mentah Muhammad Riza Chalid (MRC) hingga saat ini belum diketahui.
Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan bahwa Muhammad Riza Chalid (MRC) sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). “Terhadap MRC, penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus [Jampidsus] telah menetapkan DPO per tanggal 19 Agustus 2025,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Anang Supriatna di Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Advertisement
Ia mengatakan penetapan DPO tersebut setelah Riza Chalid mangkir dari panggilan sebagai tersangka oleh penyidik sebanyak 3 kali. Setelah masuk dalam DPO, sambung Anang, penyidik pada Jampidsus kini sedang memproses untuk memasukkan bos minyak tersebut ke dalam daftar Red Notice Interpol. “Saat ini sedang dalam proses untuk red notice, sedang dibicarakan dengan NCB Interpol,” ujarnya.
Diketahui, Muhammad Riza Chalid selaku beneficial owner PT Orbit Terminal Merak merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023.
BACA JUGA: DPR Sepakati BP Haji Jadi Kementerian
Perbuatan melawan hukum Riza Chalid, salah satunya menyepakati kerja sama penyewaan Terminal BBM Tangki Merak dengan melakukan intervensi kebijakan tata kelola PT Pertamina berupa memasukkan rencana kerja sama penyewaan Terminal BBM Merak, padahal PT Pertamina pada saat itu belum memerlukan tambahan penyimpanan stok BBM. Kejagung sedang memburu keberadaan bos minyak tersebut lantaran tidak sedang berada di Indonesia ketika ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto memastikan bahwa berdasarkan informasi yang dimiliki, Riza Chalid masih berada di Malaysia. Agus mengatakan, tersangka kasus korupsi minyak mentah itu sudah keluar dari Indonesia sejak Februari 2025.
"Perlintasannya [data perlintasan orang di kesisteman aplikasi V4.0.4 Imigrasi RI] meninggalkan Indonesia dari bulan Februari dan saat ini termonitor yang bersangkutan di Malaysia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Singgung Soal Kebocoran Anggaran Pendidikan di Hadapan Ribuan Guru
- Kasus Pemerasan Wamenaker, Tarif Sertifikat K3 Rp275 Ribu jadi Rp6 Juta
- Tunjangan Rumah Rp50 Juta Viral, Anggota DPR: Kami Ini Cuma Menerima
- Kurikulum Sekolah Rakyat Bernama MEME, Ini Penjelasannya
- BNN Gagalkan Peredaran Narkoba Jenis Baru Berkedok Rokok Elektrik
Advertisement

IDME 2025, Belasan Kendaraan Tempur TNI Mengitari Lapangan Denggung Sleman
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Selain Korupsi Minyak Mentah, Riza Chalid juga Dijerat Kasus TPPU
- Seusai Pertemuan Putin-Trump di Alaska, Penyelesaian Konflik Rusia-Ukraina Segera Tercapai
- Sayap Pesawat Boeing 737 Delta Air Line Patah Saat Akan Mendarat di Texas
- PBNU Minta KPK Tak Ragu Geledah Kasus Korupsi Kuota Haji
- KPK Umumkan Status OTT Wamen Immanuel Ebenezer Hari Ini
- Israel Dikecam Italia karena Bangun Permukiman Baru di Tepi Barat
- KPK Sita 22 Kendaraan Mewah Terkait OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer
Advertisement
Advertisement