Advertisement
JK Tolak Usul BNPT Awasi Masjid untuk Cegah Radikalisme, Ini Alasannya
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Senin (29/3/2021), untuk menyampaikan duka citanya atas insiden bom bunuh diri itu. - ANTARA/Muh Hasanuddin
Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA—Soal usulan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengawasi seluruh masjid di Indonesia untuk mencegah bibit radikalisme, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) menegaskan sulit untuk mengawasi seluruh masjid di Indonesia.
"Kan sudah kita bicarakan, masjid di Indonesia kan masjid masyarakat, jadi sulit, delapan ratus ribu, bagaimana mengawasi delapan ratus ribu masjid," katanya, saat ditanyai langsung setelah menghadiri Perayaan Hari Nasional Arab Saudi ke-93 di Jakarta.
Advertisement
Jusuf Kalla menekankan usulan tersebut tidak bisa dikaji, karena memang sulit dan teroris yang selama ini ditemukan lebih banyak di tempat lain ketimbang di masjid.
"Tidak dikaji, bahwa itu tidak seperti itu masjid itu. Kalau bicara teroris lebih banyak teroris di tempat lain selain masjid," ujarnya.
Lebih lanjut, JK menjelaskan bukan berarti karena ada satu masjid terindikasi teroris, lalu semua masjid disamaratakan.
"Tidak seperti itu masjid, jangan ada satu masjid terus semuanya disamaratakan, itu pun di mana coba tunjukan masjid yang dipakai teroris, tidak ada," tambahnya.
Saat ditanyai menolak usulan BNPT tersebut, Jusuf Kalla sebagai Ketua DMI menyatakan sudah sejak lama dia mengatakan untuk masjid jangan disamaratakan.
Seperti diketahui, usulan pengawasan masjid disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel di Komisi III DPR RI, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Dia menjelaskan usulan pengawasan masjid yang dimaksud adalah melibatkan masyarakat setempat, bukan hanya kontrol penuh dari pemerintah.
Menurutnya, pemerintah tidak mengambil kendali langsung, tetapi pengurus masjid dan tokoh agama setempat bisa berperan melaporkan kegiatan yang mengarah kepada radikalisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tijjani Reijnders Tak Sabar Debut di Piala Dunia 2026
- Majikan Kejam, Pekerja Migran Indonesia Kabur dari Jendela Lantai 29
- Obat Pereda Nyeri Bisa Berdampak Buruk, Ini Penjelasannya
- Hari Pertama Operasi Zebra Progo 2025 di Bantul, 40 Pelanggar Ditilang
- Warga Jogja Kini Bisa Pesan Bight Gas 12 Kg via WA Milik Pertamina
- Masjid di Sleman Kirim Sukarelawan ke Cilacap dan Banjarnegara
- IKN Dapat Pujian dari Media Asing, Disebut Visioner
Advertisement
Advertisement





