Advertisement
Penampakan 'Ikan Kiamat' Raksasa yang Muncul di Taiwan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seekor oarfish laut dalam yang dikenal sebagai 'ikan kiamat' terlihat di perairan dangkal di lepas pantai timur laut Taiwan bulan lalu. Ikan yang sangat besar ini ditemukan para penyelam.
Momen menakjubkan tersebut diabadikan dalam video. Terlihat ikan yang panjangnya berukuran lebih dari enam kaki itu memiliki beberapa bekas gigitan di tubuhnya.
Advertisement
Oarfish adalah spesies penghuni dalam yang biasanya menghuni zona mesopelagik, wilayah yang terletak antara 200 meter (sekitar 658 kaki) hingga 1.000 meter (sekitar 3.280 kaki) di bawah permukaan laut.
BACA JUGA: Pencinta Tanaman dan Ikan Hias Merapat! Pemkot Gelar Agro Expo di Pasthy
Mereka dikenal sangat sulit ditangkap dan penampakan mereka di dekat permukaan air sangat jarang.
Karena jarang ditemukan di perairan dangkal, oarfish dipandang sebagai makhluk misterius dan menarik dan sering dikaitkan dengan legenda lokal.
Spesies ini dapat mencapai panjang lebih dari 36 kaki dan kemungkinan berkontribusi pada legenda ular laut yang bertahan sepanjang sejarah.
Dalam budaya Jepang, oarfish dipuja sebagai "Utusan dari Istana Dewa Laut" dan telah memperoleh reputasi sebagai pertanda malapetaka yang akan datang. Kehadiran mereka diyakini sebagai pertanda bencana alam yang akan datang, seperti gempa bumi dan tsunami.
Menurut National Geographic, enam oarfish terlihat hanya beberapa hari sebelum gempa mematikan tahun 2017 di Surigao, Filipina.
Teori yang tidak mungkin: Pakar ilmiah telah menolak klaim ini sebagai cerita rakyat, mencatat bahwa tidak ada bukti kuat untuk mendukungnya.
Pada tahun 2019, para ilmuwan Jepang merilis temuan mereka setelah melihat lebih dari 220 gempa bumi antara tahun 1928 dan 2011 dan membandingkannya dengan 336 kasus penampakan ikan yang dilaporkan di media lokal.
"Kami memulai penelitian kami dengan pemikiran bahwa penampakan ikan laut dalam dapat menjadi informasi tambahan untuk pencegahan bencana, tetapi sekarang kami tahu bukan itu masalahnya," kata Yoshiaki Orihara, profesor asosiasi Geofisika Bumi Padat di Universitas Tokai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- WNA Ilegal di Madura Ditangkap Petugas, Identitas Terungkap saat Videonya Viral
- Mengintip Sentra Pandai Besi di Klaten Binaan YDBA, Bikin Produk Cangkul SNI
- KA Jayabaya ke Semarang Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Ini Kelebihannya
- Jojo Tampil Buruk di Beregu Asian Games 2023, Indonesia 1-2 Korsel
Berita Pilihan
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
- Ingat! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung Biaya Berobat 21 Kondisi Penyakit
Advertisement
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Kaesang Dapat Pujian dari Luhut, Disebut Hebat
- Merayakan Maulid Nabi Muhammad Bareng Santri, Erick Thohir Beri Bola
- Gibran Didukung Relawan Maluku Utara lewat Deklarasi Beta Gibran Malut
- Target RI Masuk 10 Besar Internet Tercepat di Dunia, Kemenkominfo Diskon PNBP 5G
- Tertipu APK Surat Tilang, Korban Kehilangan Uang hingga Rp2,3 Miliar
- Polemik TikTok Shop, Indef: Prioritaskan Barang Lokal, Jangan Anakemaskan Produk Impor
- Peresmian Kereta Cepat Whoosh Jadi 2 Oktober 2023, Menhub: Mundur Lagi
Advertisement
Advertisement