Advertisement
18 Korban TPPO Bertemu Risma di Jogja, Kemensos Siapkan Skema Bantuan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 18 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bertemu dengan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (12/7/2023).
Dalam pertemuan itu, para korban TPPO bercerita kepada Risma awal mula terjebak kasus tersebut. Selain tergiur gaji yang akan diterima sebesar Rp30 juta per bulan, alasan korban ingin bekerja ke luar negeri karena terlilit utang.
Advertisement
BACA JUGA: 13 WNI Korban TPPO dari Thailand Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air, Begini Kondisinya
"Saya rencananya berangkat bersama istri saya untuk bekerja di luar negeri ini karena punya utang sekitar Rp1 miliar," kata Fahrur Rozi warga Grobokan, Jawa Tengah di hadapan Risma.
Cerita senada disampaikan Sodik, warga Wonosobo, Jawa Tengah. Ia mengaku ingin bekerja ke luar negeri (ke New Zealand) karena tergiur tawaran dari temannya juga akibat terlilit utang. "Beberapa kali buka usaha tapi gagal. Karena diajak teman, jadi tertarik bekerja ke luar negeri, ternyata gagal berangkat," ujar Sodik.
Usai menerima curhatan para korban dan keinginan mereka kelak, Risma berunding dengan sejumlah pejabat dari Kemensos dan pejabat daerah asal para korban TPPO. Risma memastikan akan membantu para korban TPPO ini. Tak hanya dari segi ekonomi tapi juga membantu pemberdayaan ke depan.
"Tadi saya pikir utang bapak ibu sekalian tidak sebesar itu, seperti dalam catatan saya. Tapi ternyata besar sekali ya. Banyak dan itu enggak mungkin bisa penuhi sebesar itu," ungkap Risma.
Berdasarkan kesepakan dengan pejabat daerah yang hadir di sana, Risma pun berjanji akan membantu para korban TPPO dengan pemberdayaan ekonomi. "Saya sepakat untuk yang impactnya dari pemberangkatan kami akan bantu, tetapi di luar itu kami akan bantu untuk usaha," ujar Risma.
Menurut Risma, rata-rata korban TPPO berangkat ke luar negeri karena terlilit utang dan tergiur dengan gaji besar. Sebagian korban beralasan untuk modal usaha dan sebagainya. Tidak hanya utang dari kebutuhan kehidupan sehari-hari sebelumnya.
BACA JUGA: Pejabat Diduga Bekingi Kasus TPPO, Mahfud MD: Hati-Hati Kami Cari Juga
"Para korban TPPO ini biasanya terjerat utang sebelumnya, ditambah meminjam uang ke bank karena tergiur berangkat ke New Zealand. Saya pastikan (impian mendapat gaji besar) itu tidak akan terjadi. Itu hanya janji-janji manis," kata Risma.
Para korban yang dipindahkan ke BBPPKS Jogja diberikan kebutuhan sehari-hari berupa alat kebersihan diri, kebutuhan nutrisi dan pakaian. Selama tinggal di BBPPKS Yogyakarta, 18 orang kasus TPPO juga dibekali dengan berbagai pelatihan, seperti pembuatan anyaman tas, kendang gecko dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement