Advertisement
Tingkatkan Kesiapsiagaan Warga, BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa Bumi

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Stasiun Geofisika Kelas 1 Sleman, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) di Kabupaten Bantul, pada 10-11 Juli sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana.
"Dengan kegiatan ini diharapkan seluruh komponen masyarakat paham dan mampu melakukan penyelamatan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami sehingga dapat meminimalisir risiko korban jiwa maupun korban materiil," kata Kepala Stasiun Geofisika 1 Sleman Setyo Aji Prayudi dalam sambutan pembukaan SLG di Bantul, Senin (10/7/2023).
Advertisement
SLG BMKG di Kabupaten Bantul yang mengambil tema Ready Together, Resilient Together ini digelar karena Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami akibat aktivitas subduksi megatrhust di selatan Jawa.
Zona megathrust merupakan zona pertemuan Lempeng Eurasia dan Lempeng Samudra Hindia yang berpotensi mengakibatkan gempa kuat yang dapat disertai tsunami.
"Selain itu SLG ini juga bertujuan untuk mewujudkan Tsunami Ready Community atau masyarakat siaga tsunami dengan lokus lima kalurahan di Kabupaten Bantul, yakni Kalurahan Parangtritis, Tirtohargo, Srigading, Gadingsari, dan Poncosari," kata Setyo Aji.
Sementara itu Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Bantul Didik Warsito mengatakan pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul senantiasa berupaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai ancaman bencana.
BACA JUGA: Fantastis, Pengemis di Malioboro Sepekan Bisa Dapat Rp27 Juta
Upaya tersebut dilakukan melalui langkah mitigasi struktural maupun non-struktural, seperti pengadaan alat Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini, pelatihan, gladi atau simulasi bencana.
"Mitigasi struktural secanggih apapun tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi kapasitas sumber daya manusia yang baik. Oleh karena itu mitigasi struktural dan non-struktural harus berjalan seimbang," katanya.
Kegiatan SLG selama dua hari diikuti sekitar 50 peserta dari komunitas desa, komunitas sekolah, instansi pemerintah, komunitas kebencanaan, komunitas pariwisata, dan aparat. Para peserta mendapat materi mengenai kesiapsiagaan tsunami, gladi ruang, susur jalur evakuasi tsunami, serta verifikasi tsunami ready di Bantul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
- Ingat! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung Biaya Berobat 21 Kondisi Penyakit
Advertisement

Apiku, Komunitas Bentukan Bawaslu Kulonprogo untuk Pengawasan Pemilu
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Johnny Plate Kembali Sebut Nama Jokowi di Sidang BTS, Ada Surat Rahasia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
- Selain TikTok Shop, Impor Barang Murah Juga Resmi Dilarang
- JK Tolak Usul BNPT Awasi Masjid untuk Cegah Radikalisme, Ini Alasannya
- OJK Sebut Industri Leasing Bisa Masuk Peluang Bursa Karbon
- Konflik Armenia-Azerbaijan: 19.000 Orang di Nagorno-Karabakh Mengungsi
- Gugatan Batas Usia Capres Cawapres di MK Dinilai Hanya Cari Panggung
Advertisement
Advertisement