Advertisement

Pencegahan Stunting Menyasar Generasi Muda

Newswire
Sabtu, 08 Juli 2023 - 10:37 WIB
Sunartono
Pencegahan Stunting Menyasar Generasi Muda Poster pencegahan stunting untuk menyasar generasi muda. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Penanganan stunting diarahkan menyasar generasi muda. Mengingat para pemuda merupakan calon orangtua yang diharapkan mampu merawat anak menjadi tumbuh sehat.

Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukan angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 2,8% dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Namun angka ini masih di atas standar yang ditoleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah 20 persen dan target pemerintah 14% di 2024.

Advertisement

Berdasarkan SSGI 2022, sebanyak 28 provinsi sudah berhasil menurunkan angka stunting. Daerah dengan populasi terbanyak angka stunting dari 2021 ke 2022 turun. Misalnya di Jawa Barat dari 24,5 persen menjadi 20,2 persen dan Jawa Timur 24,8 persen menjadi 19,2 persen. Selain itu, tiga provinsi mengalami penurunan angka stunting paling signifikan yaitu Kalimatan Selatan sebanyak 30 persen turun menjadi 24,6 persen, Kalimantan Utara dari 27 persen menjadi 22,1 persen; serta Sumatra Selatan dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen.

BACA JUGA : Angka Stunting di DIY Masih Timpang, Butuh Kerja Keras

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) turut mendorong keterlibatan generasi muda agar memahami bahaya dan pencegahan stunting. Alasannya karena generasi muda yang kelak akan melahirkan generasi sehat dan bebas stunting.

“Untuk melahirkan generasi yang prima, pencegahan stunting menjadi keharusan. Penanganan yang serius terhadap stunting berkorelasi terhadap lahirnya generasi yang unggul di masa depan,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong, Jumat (7/7/2023). 

Ia menambahkan generasi muda menjadi target utama dalam kampanye pencegahan stunting di Indonesia. Sejalan dengan itu Kominfo membuat banyak pesan kunci cegah stunting melalui ajakan, sosialisasi, maupun edukasi kepada target khalayak muda seperti remaja perempuan, mahasiswa, serta calon pengantin.

“Harapan kami dengan edukasi seputar pencegahan stunting ini, anak muda makin memahami cara mengasuh dan merawat bayi bawah dua tahun agar nantinya anak mereka tumbuh secara sehat dan bebas dari stunting,” katanya.

Sejak tahun 2019 Direktorat Jenderal IKP Kemenkominfo mengembangkan program Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) sebagai sarana edukasi stunting. Genbest mendorong masyarakat dari segala usia untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam keseharian. Konten dikemas menarik dan sederhana. Genbest menggunakan berbagai kanal dan platform untuk mendiseminasikan informasi terkait stunting, mulai dari website genbest.id, Instagram, Tiktok, Youtube, hingga Twitter.

BACA JUGA : Penurunan Angka Stunting di Bantul Tertinggi se-DIY

“Sejak 2017 hingga 2023 bekerjas ama dengan stakeholder lain, kami telah melakukan sosialisasi secara tatap muka kepada masyarakat di 176 kabupatendan kota yang menjadi lokasi prioritas intervensi stunting,” kataya.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam pidato sambutan Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023) mengimbau keluarga Indonesia terus memperkaya pengetahuan tentang pemenuhan gizi dan pengasuhan anak agar optimal. "Saya minta petugas kesehatan untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami dan lengkap terkait hal tersebut, baik secara langsung maupun melalui portal-portal digital," kata Wapres.

Presiden Joko Widodo dalam Rapat Program Bangga Kencana, Januari 2023 lalu, mengatakan kualitas keluarga, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci bagi Indonesia untuk berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain. Pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menekan angka stunting. 

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan kondisi kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik karena program Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR (Total Fertility Rate) Nasional di angka 2,14.

"Sehingga tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk. Kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditranformasikan menjadi bonus kesejahteraan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI: Selaras dari Atas Sampai Bawah

Jogja
| Jum'at, 14 Maret 2025, 06:07 WIB

Advertisement

alt

Gullac, Kudapan Buka Puasa di Turkiye Hanya Ada Saat Ramadan

Wisata
| Kamis, 13 Maret 2025, 17:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement