Advertisement
Perlawanan Balik Ukraina terhadap Rusia akan Berlangsung Sengit
Orang-orang melihat bangunan perumahan bertingkat yang rusak akibat sisa-sisa drone Rusia yang ditembak jatuh di Kyiv pada 8 Mei./Bloomberg - Getty Images
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seorang perwira militer tertinggi Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley memprediksi serangan balik Ukraina terhadap Rusia akan sulit, berlangsung lama dan sangat berdarah.
Milley mengatakan dia tidak terkejut bahwa kemajuan lebih lambat dari yang diperkirakan, tetapi menambahkan bahwa Ukraina maju dengan mantap. "Agak lambat, tapi itu bagian dari sifat perang," katanya.
Advertisement
Itu terjadi ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh beberapa mitra Barat menunda pelatihan yang dijanjikan untuk pilot Ukraina.
BACA JUGA: Pemberontakan Wagner Mereda, Rusia Cabut Pembatasan Jalan
Dilansir dari BBC, Sabtu (1/7/2023), beberapa negara Barat telah berjanji untuk melatih pilot Kyiv dengan jet tempur F-16 buatan AS, tetapi Presiden Ukraina mengatakan beberapa sekutu telah menunda janji tersebut.
Zelensky sebelumnya telah mengakui bahwa kemajuan serangan Ukraina lambat.
Milley, Kepala Staf Gabungan, mengatakan kepada audiensi di National Press Club di Washington pada Jumat (31/6/2023), bahwa serangan balasan itu maju dengan mantap, dengan sengaja bekerja melalui ladang ranjau yang sangat sulit.
Dia tidak terkejut bahwa kemajuan lebih lambat dari yang diharapkan.
"Perang di atas kertas dan perang sesungguhnya berbeda. Dalam perang sesungguhnya, orang yang sesungguhnya mati," katanya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa serangan balasan itu akan memakan waktu enam, delapan, sepuluh minggu, dan akan sangat sulit, sangat berdarah. Tidak seorang pun boleh memiliki ilusi tentang semua itu.
Dia mengatakan AS memberi Ukraina bantuan sebanyak mungkin secara manusiawi.
Milley adalah penasihat militer utama Presiden AS dan menteri pertahanan, dan Dewan Keamanan Nasional.
Panglima Militer Frustrasi
Sementara itu, Panglima Militer Ukraina Valery Zaluzhny mengatakan serangan balasan terhambat oleh kurangnya daya tembak yang memadai.
Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post yang diterbitkan pada Jumat (30/6/2023), dia mengatakan frustrasi dengan lambatnya pengiriman senjata yang dijanjikan oleh Barat, seperti jet tempur modern hingga amunisi artileri.
"Saya tidak membutuhkan 120 pesawat. Saya tidak akan mengancam seluruh dunia. Jumlah yang sangat terbatas sudah cukup," katanya.
Secara terpisah, Kepala Badan Intelijen Pusat AS, William Burns, dilaporkan telah melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina bulan lalu ketika dia bertemu dengan Zelensky dan pejabat intelijen Ukraina.
Direktur CIA telah membahas serangan balik Ukraina terhadap pasukan Rusia dan menegaskan kembali komitmen AS untuk berbagi intelijen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Senin 15 Desember 2025, Berawan dan Hujan Sedang
- Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru
- NGUDA RASA: Mendorong Kuliner Indonesia Merajai Lidah Dunia
- PEKAN RISET GEOPARK 2025: Panggung Publikasi Riset Pelajar
- Gol Cabal Antar Juventus Menang 1-0 atas Bologna
- Jadwal KA Bandara YIA Xpress Senin 15 Desember 2025
- Geopark Jogja Gencarkan Edukasi Pelajar Lewat Riset Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement





