Advertisement
Mengenal Pendiri PSHT, Ki Hadjar Hardjo Oetomo

Advertisement
Harianjogja.com, MADIUN—Ki Hadjar Hardjo Oetomo merupakan sosok yang mendirikan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Pria yang kerap disapa Hardjo Oetomo ini lahir di Madiun, Jawa Timur pada 1883.
BACA JUGA: Seluk Beluk PSHT
Advertisement
Dahulunya, Ki Hadjar Hardjo Oetomo dikenal juga sebagai pendekar sehingga dia mempunyai keinginan luhur untuk mengenalkan ilmunya kepada orang lain. Hal ini dengan tujuan untuk kebaikan dan keselamatan sesama.
Mengutip laman Ilmusetiahati.com, Psht.or.id, dan Shterate.co.id, pria yang juga sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan ini pernah mendirikan Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) dan akhirnya berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres pertama di Madiun, 25 Maret 1951.
Pada 1917, pendiri PSHT ini menambah ilmunya dan berguru kepada Ki Ngabehi Soerodiwiryo. Di masa-masa itu, Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo Gendilo Cipto Mulyo”.
Pada masa penjajahan, SH PSC dibubarkan Belanda. Namun, Ki Hadjar Hardjo Oetomo secara diam-diam mendirikan SH Pemuda Sport Club dan menghilangkan kata pencak. Hal ini merupakan siasat untuk mengelabui penjajah.
Ternyata, ide Ki Hadjar Hardjo Oetomo ini membuahkan hasil. Kegiatan SH Pemuda Sport Club berjalan dengan lancar, tanpa ada yang curiga. Bahkan, dari sini, dia berhasil melahirkan murid-murid hebatnya, seperti Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
Akhirnya, murid dari Ki Ageng Ngabei Soerodiwirdjo ini mendirikan PSHT pada 1922. Pada masa Ki Hajar Hardjo Oetomo ini, diperkirakan PSH ditambah dengan nama Terate dan menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate.
Berubahnya nama ini dengan harapan PSHT bisa dipelajari oleh semua golongan masyarakat. Sesuai maknanya, terdapat tiga bentuk bunga terate, yaitu kuncup, setengah mekar, dan mekar.
Namun, ternyata langkah perlawanan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ini membuat dia harus masuk penjara Madiun pada 1925. Dia juga sempat dipindah ke penjara Cipinang, hingga Padang Panjang Sumatra.
Dia baru menghirup udara bebas sekitar 15 tahun setelah mendekam di penjara dan kembali ke kampung halamannya di Madiun. Namun, di kampugn halamannya di Desa Pilangbango, Madiun tersebut, sang pendiri PSHT ini meninggal dunia pada 1952.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement