Advertisement
Soal Kasus Monopoli Lapas, Mahfud MD: Saya Tak Mau Ikut Campur

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO —Menko Polhukam Mahfud MD angkat suara menanggapi kasus yang menyeret anak Yasonna Laoly. Mahfud MD kemudian mengatakan bahwa yang dimaksud anak menteri oleh Tio Pakusadewo bisa jadi bukanlah Yamitema Laoly.
"Kan memang nyebutnya putra seorang menteri, bukan putra Menkumham, jadi kita enggak tahu menterinya siapa yang bisnis itu," ucap Mahfud di depan wartawan, di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (4/5/2023).
Advertisement
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masalah tersebut adalah masalah biasa yang bisa diselesaikan di tingkat eselon satu.
"Itu kan masalah sederhana ya, saya gak harus turun tangan, itu bisa diselesaikan di tingkat teknis, eselon satu, itu gampang,"
Sehingga terkait masalah ini tak perlu melibatkan dirinya. Karena antara korban dan pelaku sudah sama-sama jelas.
"Itu urusan yang sederhana sehingga tidak perlu apa-apa menko turun, apa-apa menko turun,"
Meskipun begitu, ia meminta Yasonna untuk memproses dugaan monopoli lapas yang disebutkan oleh Tio Pakusadewo.
""Silakan Pak Yasona memproses. Putra seorang menteri, bukan (tidak disebut) putra Menkumham. Kita enggak tahu mekanisme di dalam," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tol Jogja Bawen Paket 1 Ruas Jogja-Banyurejo Dilengkapi 25 Box Culvert, Ini Titik Lokasinya
Advertisement

Siap-siap Gobyos! Ini Rekomendasi Warung Oseng Mercon di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Ganjar Memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-Alun Pancasila Boyolali
- Sidang Kode Etik 2 Jenderal Polisi Belum Digelar, Ini Sikap Kompolnas
- 12 Serangan Rudal Rusia ke Ukraina, 3 Orang Dilaporkan Tewas
- Jajaran Samsung TV 2023, Menghadirkan Pengalaman Menonton Semakin Wow
- Rusia Tuding Intelijen AS Berada Dibalik Peretasan Ribuan iPhone
- Mendarat Pertama Kali di Bali, Pilot Pesawat Emirates Ternyata Orang Indonesia
- Parah! Ekspor Pasir Laut Sudah Dilakukan Sebelum Jokowi Izinkan
Advertisement
Advertisement