Advertisement
Sosiolog: Mudik Jadi Memontum Pemerintah Pamer Jalan yang Lancar
 Ilustrasi mudik / Freepik
                Ilustrasi mudik / Freepik
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah disebut harus memfasilitasi mudik karena mudik merupakan momentum sosial politik masyarakat indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Sosiolog UGM Derajat Sulistyo Widhyharto, S.Sos.,M.Si.
Menurutnya, meski fenomena mudik tidak hanya ada di indonesia, tapi mudik di Indonesia tidak sekedar "pulang" tapi tahun ini berbeda mudik mempunyai makna politis untuk menunjukkan hubungan harmonis masyarakat dan pemerintah saat ini.
Advertisement
“Mengingat tahun depan pemilu. Citra lancar harus terlihat sejak tahun ini merupakan refleksi politis untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan even-even besar sosial di Indonesia dan mudik termasuk dalam event besar itu,” kata Derajat dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, belum lama ini.
Upaya untuk memfasilitasi pemudik menurutnya memang harus dilakukan oleh pemerintah namun juga perlu ada upaya secara paralel harus dilakukan dalam menyiapkan kondisi Kesehatan pemudik. Selain kondisi kesehatan pemudik namun juga fasilitas infrastruktur jalan yang nyaman dan aman.
Baca juga: H+1 Lebaran Omzet Pedagang Teras Malioboro I Mulai Naik
“Kondisi jalan jalan apapun jika kondisi pemudik capek atau lelah dan kesehatan menurun resiko kecelakan akan terjadi. Saya kira perlu kampanye Kesehatan, berkendara aman, dan menyiagakan puskesmas di jalan yang dilewati pemudik,” ungkapnya.
Bagi Derajat, berkendara aman dan menjaga Kesehatan adalah hal penting bagi pemudik, karena untuk mengembalikan semangat bahwa mudik memperkuat relasi sosial dan menegaskan hubungan desa kota ataupun antar wilayah.
Soal imbauan pemerintah untuk tidak mudik menggunakan roda dua untuk kendaraan mudik menurutnya ada benarnya dikarenakan pemudik motor memang paling berisiko, sehingga pelarangan tersebut sangat beralasan.
Namun demikian, imbuhnya, dengan larangan tersebut bukan berarti tidak ada yang mudik menggunakan motor, sebab motor mewakili pemudik kelas menengah ke bawah. Apalagi pemudik belum sepenuhnya mendapat layanan angkutan umum dan fleksibilitas akses kelompok tertentu masyarakat untuk mendapatkan akses angkutan umum yang nyaman dan murah.
“Transportasi umum di daerah tujuan mudik yang berbeda kondisi sehingga tidak salah jika masih saja ada pemudik motor nekat,” tegasnya.
Namun yang tidak kalah lebih penting yang tidak bisa dihindari bagi pemudik adalah ada semangat untuk menunjukkan aktualisasi diri sebagai seorang perantau ketika kembali ke kampung halamannya. Menurutnya pemudik sebaiknya tidak memamerkan harta kekayaannya melainkan berbagi ide usaha, pengetahuan dan kegiatan produktif lainnya.
“Yang dipamerkan bukan kekayaannya tapi usaha, pengetahuan, dan berbagai kegiatan produktif,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 31 Oktober 2025
- Samsung Internet PC Rilis! Bawa AI dan Sinkronisasi Data
- Perdagangan Daging Anjing Bantul Viral, Regulasi Mandek
- Prabowo Perintahkan Para Menteri Cari Skema Selesaikan Utang Whoosh
- Oppo Kenalkan ColorOS16 dengan Basis Android 16
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul, Jumat 31 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement






















 
            
