Advertisement
Misterius! 3 Lumpang Batu Dipercaya Warga Simpan Harta Karun Emas
Advertisement
Harianjogja.com, WONOGIRI—Sebuah lumpang batu yang masih misterius asal usulnya terdapat di Di Dusun Jaten, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri. Bahkan ada warga yang percaya di bawah lumpang itu terdapat harta karun berupa emas.
Keberadaan lumpang batu itu membuat Dusun Jaten dikenal sebagai kampung lumpang. Salah satu warga Desa Tanggulangin, Nandar Suyadi, kepada JIBI/Solopos, Minggu (5/3/2023), menceritakan kisah yang ia dengar dari beberapa sesepuh desa zaman dulu.
Advertisement
Menurut cerita tersebut, lumpang-lumpang tersebut merupakan peninggalan dari seorang tokoh bernama Sapu Arap Sapu Angin yang memiliki alat penumbuk padi berbentuk lumpang. Tokoh itu dikenal sebagai seorang pertapa dan dipercaya memiliki ilmu sakti mandraguna.
BACA JUGA : Cerita Penemuan Harta Karun Emas Kuno di Jalur Tol Jogja
Dia memiliki dua anak perempuan bernama Marnis dan Marning. Namun, suatu ketika ketiganya menghilang secara tiba-tiba tanpa diketahui warga desa. Banyak warga yang percaya tokoh tersebut telah pergi dengan cara moksa.
“Dulu beberapa warga sering melihat tiga orang itu duduk di tiga lumpang yang ditinggalkan,” kata Suyadi mengenai cerita misteri lumpang batu di Tanggulangin, Jatisrono, Wonogiri.
Beberapa warga memercayai di bawah tiga lumpang itu terdapat harta karun berwujud emas. Tetapi mereka tidak berani mengambil karena takut kena musibah. Suatu ketika pada 2015 ada warga dan orang luar desa yang diam-diam mencari harta karun itu di bawah lumpang yang berlokasi di pinggir jalan.
Tidak Mau Dipindahkan
Pencarian dilakukan pada dini hari dengan cara menggali tanah di bawah lumpang. Penggalian itu dilakukan tanpa seizin warga atau pemerintah setempat sehingga membuat warga marah.
Pelaku kemudian ditangkap dan digelandang ke polisi serta diberi hukuman mengembalikan tanah yang digali. Pelaku juga diminta memindahkan lumpang ke tempat semula.
BACA JUGA : Harta Karun Miliaran Ton Emas dan Tembaga Terpendam
“Kalau lumpang yang di tengah jalan itu lebih misterius lagi. Lumpang itu enggak mau dipindahkan,” kata dia. Dia memaparkan lumpang itu pernah dipindahkan sebanyak tiga kali saat ada pembangunan jalan.
Anehnya, batu berlekuk itu pindah sendiri kembali ke tempat semula. Hingga saat ini, lumpang batu tersebut masih berada di tengah jalan sehingga membuat jalan berlekuk atau berlubang.
“Warga bilang, lumpang itu memang enggak mau dipindahkan dari tempatnya,” ucap Suyadi. Kepala Desa Tanggulangin, Marsih, membenarkan pernah mendengar cerita tersebut.
Menurut dia, keberadaan lumpang itu menjadi nama dukuh setempat, yaitu Dukuh Nglumpang. Ada tiga lumpang yang berada di pinggir dan tengah jalan.
Satu lumpang lain ada di halaman rumah warga hingga hampir tidak tampak karena tertutup tanah. Satu lumpang yang berada di pinggir jalan oleh warga dibuatkan semacam gubug untuk menaungi lumpang batu tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement