Advertisement
Kesepakatan G20: Negara Berkembang dan Miskin Akan Dibantu
Macron Sebut KTT G20 sebagai Konferensi Solidaritas, Ini Alasannya.
Advertisement
Harianjogja.com, BADUNG - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Presidensi G20 Indonesia 2022 penuh dengan pesan solidaritas, terutama terhadap negara-negara berkembang. Prancis pun ditegaskannya tetap akan melanjutkan komitmennya membantu negara berkembang setelah KTT G20 berakhir.
Macron mengatakan KTT G20 di Bali berlangsung di tengah ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
Advertisement
“Namun G20 kali ini tetap mampu menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat dan dapat membantu negara berkembang dan miskin,” kata Macron dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/22).
Dia juga menekankan KTT G20 ini yang bersolidaritas. Tidak lupa Macron juga memberikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kerja kerasnya melanggsungkan presidensi 2022.
Baca juga: Aktris Maudy Ayunda Panen Pujian Usai Jadi Jubir KTT G20
"Terima kasih Presiden Jokowi atas seluruh kerja kerasnya. Tak hanya pesan kesatuan, tapi juga ada yang harus kita capai sehingga [semuanya] menjadi lebih efisien," imbuhnya.
Salah satu kesepakatan yang dicapai pada KTT G20 adalah alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur lewat Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) sebesar US$600 miliar.
Dana hibah dan pinjaman tersebut dapat digunakan negara berkembang dan negara miskin hingga lima tahun ke depan.
PGII adalah upaya kolaboratif negara G7 --yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis, yang dibentuk pada Juni 2021 saat KTT G7 ke-47 di Inggris.
Sejauh ini, alokasi dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pembiayaan proyek baru PGII.
Di antaranya Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$20 miliar bagi Indonesia dan Indonesia Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact sebesar US$698 juta.
“Indonesia selalu berupaya agar negara berkembang tidak terkena dampak negatif perang yang mereka tidak ikut serta di dalamnya,” kata Macron. Prancis, kata Macron, tetap berkomitmen mengintensifkan kebijakan yang bisa memberi manfaat bagi negara berkembang bahkan setelah KTT G20 berakhir.
Pada Juni tahun depan, misalnya, Prancis akan menggelar konferensi di Paris untuk membahas pakta keuangan dengan negara-negara berkembang. Agendanya adalah membahas 30 hak penarikan khusus aset cadangan devisa tambahan yang dikelola IMF.
"Tujuannya adalah meningkatkan solidaritas dengan negara berkembang. Kami juga akan bekerja sama dengan institusi keuangan dunia lainnya [terkait hal tersebut]," pungkas Macron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Joni 15 Tahun Jadi Honorer, Kini Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Kota Sabang Malam Hari Ini
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Napoli Tumbang di Kandang Udinese, Gagal Rebut Puncak
- TJSL Cluster Unggulan Fasilitasi Pelaku Usaha Lokal
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Senin 15 Desember 2025
- Dortmund Ditahan Freiburg 1-1, Bellingham Kartu Merah
- Polisi Tangkap Debt Collector Aniaya Pengendara di Depok
Advertisement
Advertisement




