Advertisement
Data Terbaru Kasus Gagal Ginjal Akut: 324 Kasus, 195 Meninggal
Senin, 07 November 2022 - 17:17 WIB
Bhekti Suryani

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan perkembangan terbaru dari kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menerangkan bahwa kasus gangguan ginjal akut di Indonesia mencapai 324 kasus hingga Minggu (6/11/2022). Jumlah tersebut merupakan laporan kasus yang diidentifikasi di 28 provinsi di Indonesia.
"Masih ada 28 provinsi yang melaporkan dengan jumlah kasus 324 orang. Yang dirawat 27 orang, yang meninggal 195 orang, dan yang sudah sembuh 102 orang" terang Syahril dalam konferensi pers daring, Senin (7/11/2022).
Syahril menyampaikan bahwa peningkatan jumlah kasus yang dicatat oleh Kemenkes tersebut merupakan jumlah kumulatif kasus yang belum dilaporkan oleh sejumlah rumah sakit.
Berdasarkan data yang dirangkum oleh Kemenkes, kasus kematian akibat gangguan ginjal akut mayoritas ditemukan pada anak dengan usia di bawah 1-5 tahun. Pada rentang umur tersebut, sebanyak 60 anak harus menjadi korban meninggal dunia akibat penyakit gangguan ginjal yang diidapnya.
Kemudian diikuti dengan kasus meninggal dunia yang ditemukan pada anak usia 11 hingga 18 tahun dengan total 29 kasus. Lalu 23 kasus pada anak berusia di bawah 1 tahun.
Adapun, catatan kasus kematian terendah ditemukan pada anak-anak berusia 6 hingga 10 tahun, dengan total 17 kasus. Sementara itu, mengacu pada sejumlah laporan yang disampaikan oleh seluruh rumah sakit di 28 provinsi, toksikasi dari etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang terkandung pada obat sirop masih menjadi faktor risiko terbesar dari maraknya temuan gangguan ginjal akut di Indonesia.
"Berdasarkan penelitian darah dan urin pada pasien, maka didapatkan suatu zat yang menjadi sebab terjadinya keracunan atau intoksikasi pada ginjal anak tersebut. Kemudian biopsi ginjal, kita temukan juga kelainan ginjal yang diakibatkan karena intoksikasi dari EG maupun DEG tersebut," ungkap Syahril.
Kendati demikian, Syahril memastikan bahwa penelitian terkait penemuan penyebab gangguan ginjal akut masih terus dilakukan oleh Kemenkes yang kemudian menjalin kerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ahli toksikologi, hingga ahli epidemiologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Prakiraan BMKG Kamis 18 September 2025, DIY Hujan Ringan
Jogja
| Kamis, 18 September 2025, 04:27 WIB
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Wisata
| Jum'at, 12 September 2025, 21:57 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
Advertisement
Advertisement