Advertisement
Mengkhawatirkan, Tingkat Kematian Gagal Ginjal Akut Anak Tembus 52 Persen
Selasa, 01 November 2022 - 17:47 WIB
Bhekti Suryani

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa fatality rate atau tingkat kematian dari kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal di Indonesia telah mencapai angka 52 persen hingga Senin (31/10/2022).
Jumlah tersebut didapatkan setelah Kemenkes melaporkan 159 kasus meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut.
Menurut Syahril, kasus meninggal yang ditemui di Indonesia mayoritas ditemukan pada anak-anak berusia 1-5 tahun. Hingga 31 Oktober 2022, setidaknya terdapat 106 kasus meninggal yang berasal dari anak-anak di bawah umur 5 tahun.
"Terbanyak itu dikelompok umur 1-5 tahun sebanyak 106 anak. Kemudian di bawah 1 tahun ada 21 anak," ujar Syahril dalam konferensi pers daring, Selasa (1/11/2022).
Lalu, kasus kematian tertinggi kedua ditemukan pada rentang umur 6 hingga 10 tahun dengan total 23 kasus. Selanjutnya, bayi di bawah umur 1 tahun dengan 21 kasus, dan usia 11 hingga 18 tahun dengan total 9 kasus.
Adapun, Syahril mengaku bahwa, pihaknya mulai menemui adanya peningkatan jumlah kasus gangguan ginjal akut anak sejak akhir Agustus 2022 lalu.
Untuk saat ini, hanya dalam kurun waktu 5 hari saja, Kemenkes bahkan mencatat adanya peningkatan sebanyak 35 kasus baru gangguan ginjal akut.
Sebelumnya, Kemenkes juga telah mengungkapkan penyebab dari maraknya temuan kasus gangguan ginjal di Indonesia.
Penyakit yang mayoritas menyerang anak-anak ini ternyata disebabkan oleh kandungan berlebih etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada sejumlah jenis sediaan obat.
Hingga saat ini, setidaknya terdapat dua perusahaan farmasi yang diduga telah melakukan tindak pidana usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan bukti. BPOM menyebut kedua perusahaan tersebut telah menggunakan bahan baku yang mengandung senyawa EG dan DEG yang melebihi ambang batas aman.
Kedua perusahaan tersebut adalah PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cegah Jalan Rusak, Pengamat Ungkap Pentingnya Jembatan Timbang
- Puncak Gerhana Bulan Total Terjadi di Denpasar Bali pada Senin 8 September
- Israel Gempur Gedung Hunian Pengungsi di Barat Kota Gaza
- Trump Ancam Batalkan Kesepakatan Dagang, Bila Kalah di MA
- Lalai Membayar Pajak Properti, Wakil PM Inggris Angela Rayner Mundur
Advertisement

Perkembangan Neurorehabilitasi Dibahas Dokter se-Asia-Oseania di Sleman
Sleman
| Sabtu, 06 September 2025, 20:57 WIB
Advertisement

Long Weekend Maulid Nabi Dongkrak Wisatawan Lereng Merapi
Wisata
| Sabtu, 06 September 2025, 18:07 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Amerika Serikat Beli 2 Juta Dosis Obat HIV untuk Bantuan
- Gaji dan Tunjangan Anggota DPR Kini Rp65 Juta, Ini Rinciannya
- Wakil PM Inggris Mundur Gegara Gagal Bayar Pajak Pembelian Properti
- Lalai Membayar Pajak Properti, Wakil PM Inggris Angela Rayner Mundur
- Trump Ancam Batalkan Kesepakatan Dagang, Bila Kalah di MA
- Israel Gempur Gedung Hunian Pengungsi di Barat Kota Gaza
- Meski Tunjangan Dipangkas, Anggota DPR Tetap Terima Dana Pensiun
Advertisement
Advertisement