Advertisement

Kepemimpinan Lurah Panggungharjo Dalam Pengelolaan Sampah

An Nissa Herdhaningtyas, M.Pd
Senin, 31 Oktober 2022 - 08:17 WIB
Jumali
Kepemimpinan Lurah Panggungharjo Dalam Pengelolaan Sampah Ist

Advertisement

Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata di Indonesia, meskipun Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata dan menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun internasional banyak sekali sampah berserakan di yogyakarta, hal ini sangat sekali disayangkan dimana keindahan di yogyakarta tercemar oleh sampah - sampah berserakan yang dibuang sembarangan oleh warga sekitar maupun turis.

Hal ini membuat saya sebagai warga yogyakarta miris karena kurangnya pendidikan masyarakat maupun turis akan pentingnya kebersihan untuk menjaga lingkungan sekitar padahal menjaga kebersihan lingkungan itu sangatlah penting karena dengan kita menjaga kebersihan lingkungan otomatis kesehatan masyarakat sekitar dan ekosistem di area tersebut juga otomatis akan terjaga dengan baik. Bagaimana cara menjaga lingkungan yang baik? dengan membuang sampah pada tempatnya dan sampah yang dibuang tersebut harus dialihfungsikan dan dikelola secara baik dan benar.

Bagaimana cara mengelola sampah yang baik? Disini kita bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Lurah Panggungharjo Sewon Bantul yang bernama Wahyudi Anggoro Hadi, beliau melakukan pengelolaan sampah dengan efisien, awalnya panggungharjo melakukan pengelolaan sampah dikarena TPS piyungan sering tutup karena jumlah sampah yang ada di TPS piyungan terlalu banyak (overload). Kelompok usaha ini dimulai pada tahun 2013 dan merupakan salah satu upaya dari pemerintah kalurahan panggungharjo untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Walaupun kelompok usaha ini hanya bergerak dalam bidang pengelolaan sampah hasil dari pengelolaan sampah ini mecapai Rp. 80 juta per bulan. Pendapatan yang lumayan tinggi ini diperoleh dari retribusi dari pengangkutan sampah masyarakat serta penjualan rongsok kepada industri pengolahan daur ulang. Untuk pengolahan sampah yang dilakukan di desa panggung harjo adalah dengan menjadikan sampah organik menjadi kompos dan pakan maggot (belatung), lalu sampah anorganik dijual ke industri daur ulang.

Dalam menjalankan kelompok usaha ini, Lurah Panggungharjo memiliki misi agar masyarakat panggungharjo bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, dengan adanya kelompok usaha pengelolaan sampah ini diharapkan masyarakat panggungharjo dapat mengubah perilaku masyarakat sekitar untuk memilah sampah.

Untuk menarik perhatian masyarakat Lurah Panggungharjo melakukan menabung emas dengan sampah, caranya hanya dengan masyarakat panggungharjo memilah sampah mereka lalu menyetorkan sampah tersebut ke bank sampah setelah menyetorkan sampah mereka masyarakat diberi imbalan berupa uang tunai atau tabungan investasi emas sesuai dengan sampah yang sudah dipilah.

Konsep kepemimpinan transaksional di cetuskan pertama kali oleh Max Weber yang kemudian dikembangkan lagi oleh Bernard Bass pada tahun 1981. Kepemimpinan transaksional terjadi melalui pertukaran antara pemimpin dan bawahan di mana penghargaan dan insentif yang ditawarkan dalam pertukaran untuk usaha dan kepatuhan.

Disini bisa kita lihat salah satu gaya kepemimpinan transaksional dengan karakteristik Contigen Reward yang dilakukan oleh Lurah Panggungharjo sesuai dengan buku yang ditulis oleh Bass (1990) From Transactional to Transformational Leadership: Learning to Share the Vision.

Dengan memberi imbalan kepada masyarakat, otomatis masyarakat panggungharjo akan tertarik dengan pemilahan sampah, karena pada awal sebelum adanya program menabung emas tersebut hanya sekitar 18 persen warga panggungharjo yang melakukan pemilahan emas, namun setelah diadakannya program menabung emas minat masyarakat meningkat, dan sekarang sudah ada sekitar 1800 nasabah bank sampah yang terintegerasi dengan tabungan emas.

Kesesuaian model kepemimpinan dalam sebuah organisasi publik akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan peran pemimpin dalam mengintegrasikan organisasi birokrasi yang cenderung membesar. Pemimpin yang ideal di sektor publik harus mampu melakukan reformasi manajemen publik untuk meningkatkan efisiensinya Frances S. Berry (2007). Hal ini terjadi di panggungharjo dikarenakan kemampuan kepemimpinan lurah dalam mengelola kelompok usaha pengelolaan sampah di panggungharjo.

Menurut Wasistiono (2003) ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin di pemerintahan yang pertama adalah kapabilitas, yang kedua adalah akseptabilitas, dan yang ketiga adalah kompatibilitas.
Bisa kita lihat disini kapabilitas Lurah panggungharjo sangatlah baik karena Lurah Panggungharjo mampu memberikan inovasi dan solusi terhadap menumpuknya sampah di daerah panggungharjo dengan membuat kelompok usaha pengelolaan sampah yang dimana hal tersebut menambah pemasukan untuk masyarakat sekitar serta menambah keuntungan bersih ke-swadesa.

Dari segi akseptabilitas lurah panggung harjo jelas diterima baik dengan masyarakat karena panggung harjo telah memilih beliau selama 2 periode 2012-2018 dan periode 2018-2024, disini bisa dilihat bahwa akseptabilitas beliau cukup tinggi di masyarakat panggungharjo, dengan dipilihnya beliau sebanyak 2 periode otomatis beliau sangat diterima oleh masyarakat panggungharjo.

Dari segi kompatibilitas sangatlah baik dikarenakan lurah panggungharjo dapat menggerakan masyarakatnya untuk membantu memilah sampah di panggungharjo, bisa kita rasakan bagaimana sulitnya kita membuat kebiasaan baru pada diri kita sendiri, akan tetapi Lurah Panggungharjo berhasil membuat masyarakat panggungharjo memiliki kebiasaan baru yaitu memilah sampah, hal ini dikarenakan kompatibilitas lurah panggungharjo dengan masyarakat panggungharjo.

Keberhasilan lurah panggungharjo dalam pengelolaan kelompok usaha pengelolaan sampah dikarenakan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh beliau sangat kompatibel dengan masyarakat panggungharjo sehingga pengelolaan kelompok usaha pengelolaan sampah tersebut dapat berjalan dengan baik bahkan menghasilkan profit yang cukup tinggi untuk swadesa. Semoga hal - hal yang dilakukan oleh beliau dapat ditiru oleh daerah - daerah lain dalam pengelolaan sampah.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 27 April 2024, Tiket Rp50 Ribu

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 02:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement