Advertisement

Sudah Ada 240 Kasus DBD di Klaten

Jumali
Rabu, 13 Juli 2022 - 14:07 WIB
Jumali
Sudah Ada 240 Kasus DBD di Klaten Ilustrasi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten meminta masyarakat untuk mewaspadai Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya lonjakan kasus DBD di Kabupaten Klaten mengalami peningkatan pada periode Januari hingga Juli.

Data Dinkes Klaten menyebutkan hingga Juli, kasus terkonfirmasi DBD mencapai 240 kasus. Dari kasus tersebut, sebanyak 13 pasien meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti tersebut. Sebanyak 11 pasien di antaranya merupakan anak-anak.

Advertisement

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni mengatakan sebagian kasus pasien DBD yang meninggal dunia dikarenakan telambat memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Masalah ini terjadi karena kurangnya pemahaman terkait siklus DBD oleh sebagian masyarakat.

“Saat ditanya oleh petugas kesehatan kapan mulai panas, ada yang menjawab baru kemarin padahal sudah tiga hari. Setelah diperiksa panasnya turun ternyata masuk ke siklus kritis DBD. Untuk itu, kepada orangtua, selalu cek kondisi anak, jangan sampai parah baru dibawa ke layanan kesehatan,” katanya dikutip dari laman Pemkab Klaten, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya DBD memiliki manifestasi klinis yang sangat beragam antar individu, dalam artian dapat berkisar dari demam ringan selama beberapa hari lalu kemudian berlanjut hingga sangat parah dan mungkin fatal. Ketika kondisi pasien memburuk menjadi demam berdarah yang disertai dengan komplikasi, jika tidak segera dipantau dan diobati, maka akan menyebabkan kematian.

Wahyuning juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu takut untuk memeriksakan dirinya pada saat muncul gejala demam berdarah ringan. Pasalnya, pemeriksaan penyakit ini tidak bisa dibilang cepat lantaran dibutuhkannya pedoman diagnosis, pengobatan, dan rujukan tepat waktu untuk menghindari kondisi yang semakin parah.

“Masyarakat juga harus menghitung kapan pertama kali merasakan demam. Meski sederhana, hal tersebut sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan bisa tahu langkah tepat seperti apa yang perlu dilakukan,” tuturnya.

Memasuki puncak musim epidemi, jumlah kasus demam berdarah kian meningkat, ia memperkirakan bahwa jumlah kasus demam berdarah akan terus meningkat di masa mendatang dan dapat meledak dalam skala besar jika tidak mengambil tindakan drastis untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit demam berdarah adalah dengan mengurangi munculnya jentik nyamuk melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Perlu diketahui, bahwa barang-barang yang bersifat alamiah seperti pelepah pohon pun rupanya mampu menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik jika terdapat genangan air di atasnya.

“Agar dapat melaksanakan pencegahan epidemi dengue secara efektif, setiap orang, setiap rumah tangga, dan setiap instansi, secara bertahap dan aktif harus menerapkan langkah-langkah pencegahan demam berdarah. Sejauh ini PSN merupakan langkah yang efektif untuk memutus siklus nyamuk sebagai pembawa bibit penyakit,” tambah Wahyuning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pilkada Kulonprogo: Pendaftaran Panwascam Dibuka, Kebutuhan Formasi Menunggu Hasil Tes

Kulonprogo
| Sabtu, 27 April 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement