Advertisement
Rusia Pindahkan Peralatan Militer dan Rudal ke Perbatasan Finlandia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Rusia memindahkan senjata berat termasuk sistem rudal menuju perbatasan Finlandia. Ini dilakukan beberapa jam setelah Rusia memperingatkan tetangga utaranya agar tidak bergabung dengan NATO.
Dikutip dari dailymail.co.uk, Selasa (12/4/2022) sebuah video yang belum dikonfirmasi dan diunggah semalam, Senin (11/4/2022) tampak menunjukkan dua sistem rudal pertahanan pantai Rusia bergerak di sepanjang jalan di sisi Rusia, perbatasan yang mengarah ke Helsinki.
Advertisement
Sistem rudal yang terlihat melewati tanda ke Ibu Kota Finlandia dianggap sebagai sistem pertahanan pantai bergerak K-300P Bastion-P yang dirancang untuk menghancurkan kapal permukaan hingga dan termasuk kelompok tempur kapal induk.
Pengerahan Rusia dilakukan ketika Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan dia mengharapkan pemerintahnya akan mengakhiri diskusi sebelum pertengahan musim panas tentang apakah akan mengajukan keanggotaan NATO.
Sedangkan jajak pendapat terbaru oleh sebuah perusahaan riset pasar Finlandia menempatkan 84 persen orang Finlandia memandang Rusia sebagai ancaman militer yang signifikan. Ini naik 25 persen pada tahun lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dengan halus memperingatkan langkah itu tidak akan memperbaiki situasi keamanan di Eropa. Anggota parlemen Moskow Vladimir Dzhabarov menambahkan lebih blak-blakan bahwa itu berarti kehancuran negara.
“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa aliansi tetap menjadi alat yang diarahkan untuk konfrontasi dan ekspansi lebih lanjut tidak akan membawa stabilitas ke benua Eropa,” katanya dikutipdaridailymail.co.uk.
Kemarin, NATO mengumumkan dua kelompok angkatan laut multinasional dari enam belas kapal. Ini dipimpin oleh Angkatan Laut Kerajaan Belanda akan berpatroli di pantai Laut Baltik yang anggotanya seperti Polandia dan Estonia mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel dan mampu.
Finlandia bersama dengan negara tetangga Swedia secara historis menghindari keanggotaan NATO meskipun memiliki hubungan dekat dengan Barat dalam upaya untuk tidak memprovokasi Rusia.
Akan tetapi, negara Skandinavia itu berbagi perbatasan sepanjang 830 mil dengan Rusia dan telah dikejutkan oleh invasi Putin ke Ukraina yang telah diserang sekali sebelumnya oleh Uni Soviet pada tahun 1939.
Sementara itu, partai yang berkuasa di Swedia secara resmi mulai memperdebatkan kemungkinan meluncurkan tawaran untuk keanggotaan kemarin.
Hal tersebut sebuah langkah yang akan menandakan pembalikan peran lengkap dalam kebijakan untuk kerajaan Skandinavia yang tetap netral secara militer selama beberapa dekade.
Sekretaris partai Tobias Baudin mengatakan kepada media lokal bahwa tinjauan NATO harus selesai dalam beberapa bulan ke depan.
“Ketika Rusia menginvasi Ukraina, posisi keamanan Swedia berubah secara fundamental,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Targetkan 66 RS Terbangun di Pulau Terluar pada Akhir 2026
- Polisi Pulangkan Ratusan Anak yang Ditangkap saat Demo di DPR RI
- Kasus Oplosan Beras, Polisi Tetapkan 28 Tersangka
- Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Rugikan Negara Rp90 Miliar
- Mabes Polri Minta Polisi di Indonesia Melindungi Wartawan Saat Liputan
Advertisement
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Jogja Hari Ini, Selasa 26 Agustus 2025
- KPK Dalami Kemungkinan Eks Wamenaker Terima Dana Lebih dari Rp3 Mliar
- Korupsi Kuota Haji Era Yaqut: KPK Fokus Geledah di Banyak Lokasi
- 100 Ribu Orang Terluka Akibat Topan Kajiki di Selatan China
- Tingkatkan Minat Baca, Denmark Hapus Pajak Buku
- 3 Jaksa di Kejagung Diperiksa KPK Terkait Korupsi Proyek Topan Ginting
- Sosok Teungku Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama untuk RI
Advertisement
Advertisement