Advertisement
Perbedaan Jumlah Kematian Akibat Gelombang Covid-19 Delta dan Omicron
 Petugas kesehatan melakukan tes usap Covid-19 kepada seorang bocah saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (10/1/2022). Tes usap yang dilakukan kepada 500 warga Krukut tersebut menindaklanjuti ditemukannya 36 kasus Covid-19 di wilayah itu di mana satu di antaranya suspek varian Omicron. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja - wsj.
                Petugas kesehatan melakukan tes usap Covid-19 kepada seorang bocah saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (10/1/2022). Tes usap yang dilakukan kepada 500 warga Krukut tersebut menindaklanjuti ditemukannya 36 kasus Covid-19 di wilayah itu di mana satu di antaranya suspek varian Omicron. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja - wsj.
            Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, varian Omicron mengakibatkan 505 kematian, sedangkan Delta menyebabkan 12 ribu kematian.
“Kematian pada masa gelombang ketiga ini lebih rendah dibanding gelombang kedua 2021. Ada 505 orang meninggal pekan lalu, sementara lonjakan Delta lebih 12 ribu orang meninggal. Meski demikian nyawa adalah nyawa yang tidak dapat tergantikan,” ujar Wiku dalam siaran pers, Selasa (15/2/2022).
Advertisement
Varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Covid-19 lainnya. Wiku meminta masyarakat tak panik. Jika tak bergejala, pihak terpapar diminta isolasi dan mengedepankan telemedicine.
Menurut dia, isolasi mandiri dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan. Selain itu, bisa juga menggunakan fasilitas isolasi terpusat yang disiapkan di masing-masing daerah.
"Tetap disiplin protokol kesehatan untuk jaga diri dan keluarga. Segera lengkapi vaksinasi, terutama bagi lansia dan anak," katanya.
BACA JUGA: Kenali Tanda Bahaya Covid Omicron dan Penanganannya Jika Terinfeksi
Penerapan aturan pembatasan aktivitas pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia masih sangat tergantung perkembangan Covid-19.
Selain itu, cakupan vaksinasi yang terus diperluas diharapkan bisa menjadi upaya mengatasi lonjakan kasus Covid-19, sehingga pengetatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat dapat diperlonggar.
Wiku juga menyebut, bahwa sesuai dengan aturan WHO, maka pandemi Covid-19 akan berakhir jika negara termasuk Indonesia dapat mengendalikan pandemi ke level endemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- WhatsApp Hadirkan Fitur Kelola Penyimpanan per Obrolan, Lebih Efisien
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 30 Oktober 2025
- PDIP Gelar Merah-Muda Fest 2025 di Jogja, Catat Tanggalnya
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, Masih Turun
- Dialog dengan Buruh, Ahmad Luthfi Tampung Aspirasi Soal Upah Minimum
- Demo Guru Hari Ini, 1.597 Petugas Gabungan Disiagakan
- XLSMART Dukung Digitalisasi Pendidikan di Indramayu
Advertisement
Advertisement






















 
            
