Advertisement
Selain Minta Maaf, Ganjar Tegaskan Warga Wadas yang Ditangkap Akan Dilepaskan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta maaf atas kekerasan polisi terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, dan menegaskan warga yang ditangkap segera dilepaskan.
Petugas dari Badan Pertanahan masuk ke Desa Wadas untuk mengukur tanah yang akan ditambang. Mereka dikawal oleh ribuan polisi yang masuk pada sekitar pukul 10 pagi. Batu yang ditambang di Wadas akan dipakai untuk pembangunan proyek Bendungan Bener yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Wadas. Banyak warga Wadas menolak tanah mereka ditambang karena tanah tersebut produktif. Dalam proses pengukuran itu warga mendapat kekerasan dari polisi. Puluhan orang juga ditangkap oleh polisi.
Advertisement
Ganjar menyatakan keputusan untuk membebaskan warga itu, diambil setelah berkomunikasi dengan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lutfi.
"Sampai kemarin malam saya cukup intens komunikasi dengan Pak Kapolda untuk pantau perkembangan di Purworejo, khususnya di Wadas. Kami sudah komunikasi dan sepakat, masyarakat yang kemarin diamankan akan dilepaskan," kata Ganjar dalam konferensi pers, Rabu (9/2/2022).
Ganjar pun meminta maaf atas tindakan represif aparat ke warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
"Pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan khususnya masyarakat di Wadas. Karena kemarin mungkin ada yang merasa tidak nyaman, saya minta maaf," kata Ganjar.
Ganjar mengklaim telah menjalin komunikasi intensif dengan Kapolda Jateng dan Komnas HAM guna memantau perkembangan yang ada di Purworejo.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam tindakan penangkapan sewenang-wenang terhadap warga Wadas yang dilakukan oleh Polresta Purworejo yang menolak penambangan Quarry di Desa Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener.
"Saat sedang sarapan di sekitaran lokasi tersebut, mereka didatangi polisi dan dibawa ke Polsek Bener. Istrinya kemudian melarikan diri dan sampai ke Desa Wadas, sedangkan suaminya hingga saat ini masih belum diketahui keberadaanya," kata perwakilan YLBHI Zainal dalam keterangan tertulis, Selasa (8/2/2022)
Sejak Senin (7/2/2022), ratusan aparat kepolisian telah melakukan apel dan mendirikan tenda di Lapangan Kaliboto, belakang Polsek Bener yang bertepatan dengan pintu masuk Desa Wadas. Kondisi ini berbarengan pula dengan matinya lampu di Desa Wadas, sedangkan listrik di desa lain tidak mati.
YLBHI juga melaporkan, sejak pagi sinyal di Desa Wadas tiba-tiba hilang. Hal itu berbarengan dengan apelnya ratusan polisi pada pukul 08.00 WIB di Lapangan Kaliboto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Demi Redam Ancaman Tarif Trump, Indonesia Hendak Beli Alutsista dari AS?
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Januari-Awal April 2025, KSPN Catat Ada 23.000 Pekerja Kena PHK
- LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel RI
Advertisement

Libur Panjang Paskah, 21.400 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Potensi Zakat dan Wakap Tinggi, Menang Ingin Bentuk Lembaga Pengelolaan Dana Umat
- Antrean Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Ditarget Selesai pada Minggu
- Ridwan Kamil Resmi Laporkan Lisa Mariana ke Bareskrim
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Nol Persen pada 2026, Salah Satunya Lewat Sekolah Rakyat
- BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JKM untuk Ahli Waris Rois di Kalurahan Sriharjo Bantul
Advertisement