Advertisement
Putusan MK Soal UU Cipta Kerja Bisa Timbulkan Ketidakpastian Investasi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ihwal UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha.
Alasannya, putusan itu bersifat multitafsir di kalangan pengusaha dan serikat pekerja.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
“Kalau ada yang gonjang-ganjing seperti ini tentu akan menimbulkan ketidakpastian, yang namanya ketidakpastian ini paling dihindari oleh investor. Mereka tidak suka dengan ketidakpastian,” kata Heri melalui sambungan telepon, Jumat (26/11/2021).
Putusan MK, kata dia, justru bakal membuat kalangan pengusaha menahan diri melakukan ekspansi bisnis di tahun depan. Manuver itu juga berpotensi menahan laju pemulihan di sejumlah industri yang berimbas pada turunnya serapan tenaga kerja.
“Pengusaha menunda untuk investasi. Proses-proses selanjutnya juga tertunda, seperti serapan tenaga kerja yang juga tertunda, perbaikan pendapatan dan daya beli masyarakat, dampaknya akan menghambat pemulihan ekonomi,” kata dia.
Dengan demikian, dia meminta pemerintah untuk segera meredam ketidakstabilan di tengah masyarakat selepas putusan MK kemarin.
Caranya, kata dia, pemerintah perlu mengakomodasi saran dan kepentingan dari dunia usaha dan serikat pekerja di tengah momentum perbaikan UU Cipta Kerja.
“Diskusi, duduk bareng pemerintah, pengusaha, dan pekerja suatu hal yang penting untuk menyelesaikan masalah seperti ini. Pemerintah harus segera hadir untuk mengatasi ketidakstabilan ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) meminta serikat pekerja tetap menjaga situasi yang kondusif selepas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyebut pembentukan UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja bertentangan dengan konstitusi.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan, keputusan MK itu menyasar pada ranah formal UU Cipta Kerja yang dinilai tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP).
Artinya, keputusan itu tidak menyangkut sisi materi perundang-undangan bersama dengan peraturan turunannya.
“Concern kami terkait dengan kepastian berusaha. Beberapa rekan investor kami, baik dari dalam maupun luar negeri mempertanyakan keputusan MK itu,” kata Adhi saat memberi keterangan pers di Kantor Apindo, Gedung Permata Kuningan Lt. 10, Jumat (26/11/2021).
Adhi menerangkan, UU Cipta Kerja tetap berlaku bersama dengan sejumlah aturan turunnya yang sudah ditetapkan sebelum keputusan MK pada Kamis (25/11/2021). Dengan demikian, dia meminta serikat pekerja untuk tidak membuat kesimpulan yang melenceng jauh dari putusan MK tersebut.
“Kami mendukung DPR supaya ini bisa segera direvisi sesuai dengan legal formal yang diinginkan, sehingga kami bisa mendapatkan kepastian hukum dari perubahan UU Cipta Kerja ini,” kata dia.
Di sisi lain, dia menerangkan, kalangan pengusaha belakangan ini tengah berfokus untuk mempercepat pemanfaatan aturan turunan dari UU Cipta Kerja yang telah disahkan beriringan dengan tetap menjaga iklim usaha yang kondusif bagi investor.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polres Magelang Kota Amankan 100 Kilogram Bahan Mercon, 1 Pelaku Ditangkap
- 11,39 Juta Wajib Pajak Telah Lapor SPT Tahunan
- Alasan Kejagung Tuntut Teddy Minahasa Hukuman Mati
- KPK Duga Rafael Alun Trisambodo Terima Gratifikasi Dalam Bentuk Uang
- Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, PDIP Klaim Tidak Ada Beda Sikap dengan Jokowi
Advertisement

Viral! Buaya 1,5 Meter Muncul di Kali Oya Gunungkidul
Advertisement

Ini Wisata Air di Wilayah Terpencil Gunungkidul yang Menarik Dikunjungi
Advertisement
Berita Populer
- Daftar Harga BBM Pertamina Per 1 April 2023: Ada yang Turun
- KPK Temukan Uang dan Puluhan Tas Mewah di Rumah Rafael, Ada Hermes
- Awas! Jogja dan Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Sabtu Ini
- Beda Sikap Piala Dunia U-20, Rudy Sebut Gibran Belum Paham Konstitusi: Belum Lahir Soale
- 3 Tahun Tinggal di Tenda, Bocah Ini Pecahkan Rekor Usai Kumpulkan Donasi Rp13 Miliar
- Ditetapkan Tersangka Gratifikasi, KPK Segera Tahan Rafael Alun
- Bakal Dibagi 3 Kelas, Berapa Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung?
Advertisement
Advertisement