Advertisement
Taliban Segera Izinkan Anak Perempuan Bersekolah

Advertisement
Harianjogja.com, KABUL--Pemerintah Taliban mengyatakan akan segera mengumumkan kabar baik tentang kembalinya anak-anak perempuan ke sekolah, tetapi mendesak masyarakat internasional untuk mendanai proses tersebut karena sebagian besar bantuan eksternal telah dihentikan.
"Insya Allah kami akan memiliki pengumuman yang baik untuk seluruh negeri, seluruh bangsa," kata Waheedullah Hashimi, penjabat direktur program dan bantuan eksternal di kementerian pendidikan dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
Advertisement
BACA JUGA : AS Habiskan Rp31.600 Triliun untuk Perang Lawan Taliban
Hashimi mengatakan Taliban berkomitmen untuk mendidik anak perempuan dan sedang mencari cara untuk mengembalikan mereka ke sekolah.
Dia mengatakan tidak ada guru perempuan yang diberhentikan dan itu adalah pesan positif kepada dunia bahwa Taliban sedang mengerjakan sebuah mekanisme. "Kami tidak berupaya menghapus mereka dari sekolah dan universitas kami," ujar dia.
Namun, Hashimi juga mengatakan bahwa pendidikan, seperti bidang pemerintahan lainnya, telah terpukul keras oleh penghentian dana dukungan asing setelah runtuhnya pemerintah yang didukung Barat pada Agustus.
Dia meminta pemberian bantuan dipulihkan. "Jika mereka benar-benar ingin melihat anak perempuan di sekolah, mereka harus membantu kami sekarang," kata Hashimi.
Sementara pengeluaran pendidikan telah meningkat perlahan di bawah pemerintahan terakhir Afghanistan, sebuah laporan UNESCO mengatakan bahwa bantuan eksternal mewakili hampir setengah dari anggaran pendidikan pada tahun 2020.
Selain masalah pendidikan anak perempuan, Hashimi mengatakan kementerian sedang mengerjakan kurikulum baru untuk sekolah agar sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, budaya lokal, dan standar internasional.
"Perubahan akan sesuai dengan standar internasional dalam fisika dan kimia dan biologi dan semua mata pelajaran sains ini," kata Hashimi, yang menambahkan bahwa belum ada perubahan pada kurikulum hingga saat ini.
Namun, dia memperingatkan bahwa sistem itu akan dibentuk dengan cara yang dapat disetujui oleh para pemimpin dan cendekiawan Taliban, dan tidak didasarkan pada tekanan internasional. "Kami ingin mendidik, dan kami akan mendidik, perempuan dan laki-laki kami serta anak laki-laki dan perempuan," kata Hashimi.
Memastikan hak bagi perempuan dan anak perempuan telah menjadi salah satu masalah paling sensitif yang dihadapi Taliban sejak mereka merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus.
BACA JUGA : Taliban Pamer Senjata yang Berhasil Direbut dari Tentara Asing
Badan-badan internasional menuntut bukti bahwa hak-hak tersebut dihormati sebelum diskusi apapun tentang pengakuan formal pemerintah baru Afghanistan.
Pada September, gerakan Islam garis keras itu mendapat kecaman global ketika mengizinkan anak laki-laki untuk kembali ke sekolah tetapi menyuruh anak perempuan yang lebih tua untuk tinggal di rumah sampai kondisi mengizinkan mereka kembali.
Di beberapa wilayah utara, anak perempuan telah melanjutkan pendidikan mereka, tetapi yang lain dipaksa untuk belajar secara sembunyi-sembunyi.
Sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Rusia masih bersikap skeptis dan menuntut Taliban mewujudkan janji mereka dalam tindakan. "Ulama kami sedang mengerjakannya, dan segera insya Allah, kami akan mengumumkannya kepada dunia," kata Hashimi.
Larangan efektif untuk pendidikan anak perempuan selain sekolah dasar mengingatkan akan aturan pemerintah Taliban saat berkuasa tahun 1996-2001, ketika sebagian besar perempuan tidak diperbolehkan bekerja dan anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Chromebook, Uang yang Dikembalikan Baru Rp10 Miliar
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Kasus Tayangan Pesantren, Kementerian Komdigi Puji Langkah Tegas KPI
- Aksi Antipemerintah di Peru Tewaskan Satu Orang dan 102 Luka-luka
Advertisement

Hindari Kejadian Luar Biasa, SPPG di Gunungkidul Wajib Kantongi SLHS
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Film Samsara Karya Garin Nugroho Masuk Nominasi pada APS Award 2025
- KPK Imbau Mahfud MD Membuat Laporan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat
- Ribuan Pelari Bakal Ikuti Fun Run 5K JoyFest 2025 di Jogja
- Modus Kongkalikong PT ANTAM-Loco Montrado, Begini Kata KPK
- Alexander Ramlie, Miliarder Termuda Indonesia dengan Kekayaan Rp39 T
- Santap Menu MBG, Ratusan Siswa SMP di Karanganyar Alami Keracunan
- Polisi Bongkar Jaringan Narkoba Internasional, Sita 17,6 Kg Sabu-Sabu
Advertisement
Advertisement