Advertisement
Pengelolaan Kampus Besar Harus Modern & Tersistem
Profesor Marsudi Triatmodjo. - Ist.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejumlah kampus dengan jumlah mahasiswa yang besar harus menggunakan pengelolaan modern dan tersistem dengan baik. Selain itu harus terus mengupayakan mempertahankan posisi di klaster atau liga dalam rangking perguruan tinggi.
Ketua Badan Pembina Harian UAD Profesor Marsudi Triatmodjo menggambarkan perguruan tinggi di luar negeri yang memiliki semangat untuk menuju Ivy League University. Ivy League merupakan istilah yang menandakan kesempurnaan dan elit di dunia akademis. Salah satu yang diupayakan adalah jangan sampai turun dari liga tersebut.
Advertisement
“Ivy University artinya perguruan tinggi yang berlumut [elite] atau ada liganya perguruan tinggi sudah berusia ratusan tahun. Ini tentu bagaimana pun UAD harus bisa sampai ke sana harus bisa masuk Ivy League. Jumlah mahasiswa 29.000, dosen 742, tenaga kependidikan ratusan. Kalau di Dikti sudah termasuk rangking atas. Jangan sampai terjadi turun rangking, turun liga, program kampus merdeka sudah masuk Liga 1 karena melihat student body yang besar,” katanya dalam peluncuran Logo Milad UAD, Sabtu (26/9/2021).
Ia menambahkan perguruan tinggi yang besar pengelolaan harus modern, tidak bisa lagi dengan berbasis personel, harus dengan sistem. Sehingga seluruh pihak yang berada di lingkungan kampus harus berkomitmen akan membangun sistem sedemikian rupa sehingga bisa berjalan dengan baik.
“Kampus besar pengelolaan harus modern, menggunakan sistem, harus menciptakan sistem yang good governance university, saat ini sudah banyak program dan teori yang tersedia. Salah satunya seperti di Ivy Leauge University,” ujarnya.
Rektor UAD Muchlas menambahkan pada milad ke-61 kali ini mengangkat tema Transformasi Teknologi untuk Ketahanan Ekonomi Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Ia menyinggung soal pentingnya upgrade psikologi di seluruh sumber daya manusia di kampus pada setiap peringatan milad. Hal ini sebagai salah satu upaya membangun sistem kampus agar menjadi lebih baik.
“Kami menyebutnya dengan psycho re-charging karena mungkin selama setahun sempat mengalami penurunan performa, dengan demikian setelah di re-charge kembali memiliki semangat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
- Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- KPK Geledah BI-OJK, Anggota DPR Rajiv Diperiksa dari Laporan PPATK
- Revitalisasi Rampung, 400 Pedagang Pasar Terban Pindah Akhir Tahun
- Klasemen Liga Prancis, PSG Geser Marseille
- Seleksi Sekda Temanggung Dibuka, Bupati Dorong ASN Mendaftar
- Honda Big Wing, Fasilitas Premium untuk Pecinta Motor Besar Honda
- Regulasi Baru Didorong Percepat Akses Terapi Stem Cell di Indonesia
- 512 Pesantren Jadi Percontohan Program Ramah Anak
Advertisement
Advertisement




