Advertisement
Jokowi Kunjungi Madrasah Muhammadiyah di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Presiden RI Joko Widodo mengunjungi Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah di Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdapat dua gedung yang dibangun pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Kunjungan sekaligus penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Pak Jokowi ke Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir ditemui usai menerima kunjungan Presiden di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Sedayu Bantul, Jumat (10/9/2021).
Advertisement
Haedar mengatakan di Kompleks Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta seluas kurang lebih 5,6 hektare tersebut sudah terdapat tiga bangunan, yaitu rusunawa yang akan difungsikan untuk asrama siswa, gedung kampus untuk belajar siswa, serta masjid.
BACA JUGA: Pemda DIY: Hanya Objek Wisata Outdoor Diusulkan Dibuka
"Bangunan di sana itu rusunawa dan bangunan ini (kampus) memang dibangun oleh Presiden sebagai wujud dari penghargaan terhadap Muhammadiyah khususnya madrasah ini, karena madrasah ini, madrasah bersejarah, lahir tahun 1918," kata Haedar.
Haedar mengatakan Madrasah Muallimin yang dulu sempat berganti nama tetapi kemudian kembali ke nama tersebut adalah sekolah untuk guru, sekolah untuk menghasilkan pemimpin, dan sekolah untuk menghasilkan pendidik, salah satunya Buya Syafii Maarif.
"Kehadiran Presiden ke sini sebagai bukti Beliau menghargai pendidikan, apalagi yang bersejarah. Dan yang kedua, peresmian masjid yang dibangun pengusaha muda Muhammadiyah untuk dan atas nama ibundanya," katanya.
Haedar mengatakan Masjid Hajah Yuliana yang bentuk bangunan perpaduan antara nuansa modern dan klasik tersebut mempunyai makna untuk bangsa, yaitu bahwa bangsa Indonesia ini mempunyai modal sosial yang hebat.
"Pak Presiden memberi dua apresiasi, pertama apresiasi terhadap ikhtiar Muhammadiyah yang tidak kenal lelah membangun, sehingga pemerintah kemudian ikut juga membangun sebagai wujud penghargaan negara," katanya.
"Dan Beliau terkesan, kagum dengan nuansa modern, tetapi juga ada unsur penghargaan terhadap hal-hal yang klasik, artinya Indonesia ini harus menjadi negara modern, tetapi juga merawat budaya asli kita, tanpa kehilangan hubungan kita dengan bangsa-bangsa lain," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mutasi TNI: Danpaspampres, Pangdam Jaya hingga Wakasau Diganti
- IKN Dapat Investor Baru
- Profil Ray Dalio, yang Dikabarkan Batal Jadi Penasihat Danantara
- KPK Akan Periksa 3 Saksi dalam kasus Suap di Kementerian Ketenagakerjaan
- Seorang Anak di Lombok Luka di Sekujur Tubuh Setelah Diserang 5 Anjing Liar
Advertisement
Advertisement

Berikut Rangkaian Peringatan Iduladha 2025 Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dari Numplak Wajik hingga Hajad Dalem Garebeg Besar
Advertisement
Berita Populer
- Ini Rangkaian Agenda Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Borobudur hingga Akmil Magelang
- Survei Indikator Politik: TNI dan Presiden Jadi Lembaga Negara Paling Dipercaya Publik
- Survei: Masyarakat Puas dengan Kinerja Polri Terkait Pemberantasan Premanisme
- Wapres Gibran Cek 2 SPBU di Bengkulu dan Berdialog dengan Warga
- KPK Lelang Barang Rampasan dari Koruptor, Ada Tanah, Rumah, hingga iPhone
- Seorang Anak di Lombok Luka di Sekujur Tubuh Setelah Diserang 5 Anjing Liar
- Bansos Tahap 2 Siap Disalurkan Akhir Bulan Ini, Data Penerima Mengacu DTSEN
Advertisement