Advertisement
Kisah Pilu Pasutri di Klaten, Meninggal Beruntun Dalam 2 Jam, Dimakamkan dengan Protokol Covid
Foto ilustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik. - Ist/FOTO ANTARA
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN — Kisah pilu kematian beruntun menimpa pasangan suami istri di Klaten, Jawa Tengah.
Kisah tragis dialami pasutri asal Babrik RT 013/RW 006, Desa Glagahwangi, Polanharjo, Klaten, yang meninggal hanya berselang dua jam pada Selasa (20/7/2021) siang.
Advertisement
Sang istri, WYN, meninggal terlebih dahulu. Sedangkan sang suami, BND, menyusul dua jam kemudian. Dalam selisih waktu dua jam itu, sang suami, BND, diketahui sempat mondar mandir di rumahnya dan berkoordinasi dengan tetangga sekitar rumah untuk mengurus pemakaman istrinya.
Sementara tim medis dari Kecamatan Polanharjo mengambil sampel swab sang istri. Saat hasil tes keluar, ternyata sang istri yang meninggal dunia itu terkonfirmasi positif virus Corona.
BACA JUGA: Sebanyak 78 Warga DIY Hari Ini Meninggal Dunia karena Covid-19
Sang suami, BND, diduga shock saat mendapat kabar istrinya positif corona. BND yang memiliki riwayat sakit asma sempat diberi bantuan oksigen namun upaya itu tak berhasil. BND meninggal dua jam setelah istrinya.
Jasad pasutri asal Glagahwangi, Klaten, yang meninggal dunia itu pun dimakamkan oleh para sukarelawan dibantu warga menggunakan protokol Covid-19. Mereka dimakamkan dalam satu liang lahad di tempat permakaman umum (TPU) Dukuh Daguran, desa setempat pada Selasa malam.
Warga sekitar tadinya hendak melayat ke rumah duka. Namun, tokoh masyarakat setempat mengumumkan melalui pengeras suara masjid bahwa pasutri itu dimakamkan dengan protokol Covid-19. Warga pun tidak jadi melayat dan mendoakan pasutri itu dari rumah masing-masing.
“Yang pertama dimakamkan itu Bu WYN. Jenazah ditempatkan di bagian timur. Selanjutnya, jenazah BND yang ditempatkan di bagian barat. Jadi, keduanya dimakamkan berjejer dalam satu liang lahad,” kata salah seorang warga, Ayub, 27, sukarelawan yang terlibat pemakaman pasustri itu kepada Solopos.com-jaringan Harianjogja.com, Rabu (21/7/2021).
Kepala Desa (Kades) Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Atit Novitasari, mengatakan pasutri atas nama WYN dan BND yang meninggal hari itu tidak sedang menjalani isoman. Anggota keluarga mereka juga tidak sedang terpapar virus corona.
“Salah seorang anaknya [laki-laki] memang pernah ada yang isoman. Tapi itu sudah lama, sudah sembuh sejak lama. Sekitar satu bulan lalu,” kata Atit Novitasari. Atit mengatakan pemakaman pasutri itu berlangsung malam harinya dan baru selesai pukul 24.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
Advertisement
Partisipasi Pemilos Kulonprogo 2025 Naik, 25.998 Siswa Berpartisipasi
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Beri Penghargaan kepada Pemuda Inspiratif
- Bahlil Sebut 18 Proyek Hilirisasi Siap Dieksekusi
- DPRD Kabupaten Magelang Dorong PAD lewat Sektor Ekonomi dan Pariwisata
- Dosen UPNVY Teliti Strategi Kolaborasi Branding Kopi Banyuwangi
- Siswa SMP Kulonprogo Terjerat Judol dan Pinjol Kini Sekolah Daring
- BGN: 690 SPPG Sudah Miliki Sertifikat SLHS
- Eks Bupati Sleman Ditahan Terkait Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata
Advertisement
Advertisement



