Advertisement
Permohonan Euthanasia Ditolak, Pria Ini Ingin Tayangkan Detik-Detik Kematiannya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kisah pilu terjadi pada seorang laki-laki asal Prancis. Ia menderita penyakit langka dan ingin melakukan live streaming di Facebook menjelang kematiannya, setelah keinginannya disuntik mati ditolak oleh Pemerintah Prancis.
Dilansir dari mirror.co.uk, Alain Cocq (57 tahun) sebelumnya memperkirakan akan meninggal pekan depan. Cocq diketahui menderita sebuah penyakit langka yang menyebabkan dinding arterinya saling menempel.
Advertisement
Baca juga: Cerita Zaskia Sungkar tentang Kehamilannya Setelah Hampir 10 Tahun Menikah
Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak permintaannya yang ingin disuntik mati (euthanasia) karena undang-undang yang berlaku di Prancis melarang tindakan tersebut.
Cocq sudah terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun dan dia merasa sudah waktunya dia meninggalkan dunia ini. Dia beralasan seharusnya dia bisa memilih kapan dia siap meninggal, namun dia mengetahui bahwa suntik masih dilarang di Prancis.
Namun, Cocq masih saja berkeras. Dia berencana mengucapkan salam perpisahan pada teman-teman dan keluarganya pekan depan. Saat ini, ia tak mau makan, minum, dan menolak pengobatan yang bisa memperpanjang hidupnya.
Baca juga: Apakah Tangan Berkeringat Dingin Adalah Gejala Penyakit Jantung? Ini Jawaban Dokter
Dengan melakukan live streaming di media sosial, Cocq berharap dapat membangkitkan kepedulian pada euthanasia. Dia masih berkeras ingin merekam jam-jam terakhirnya dijemput malaikat maut.
“Saya ingin dikenang dan bisa menjadi sebuah sejarah untuk langkah perubahan hukum,” kata Cocq.
Cocq mengunggah jawaban dari Presiden Macron atas permintaannya untuk suntik mati ke Facebook. Surat itu mengatakan bahwa Presiden Macron bukan orang yang kebal hukum sehingga dia tidak bisa memenuhi permintaan Cocq.
"Saya tidak bisa meminta siapa pun untuk melampaui hukum di negara kami saat ini. Keinginan Anda bertentengan dengan perijinan di Prancis,” tulis Macron dalam surat yang diunggah.
Untuk memperlihatkan kesedihannya kepada masyarakat Prancis karena undang-undang larangan euthanasia, Cocq mengatakan dia akan ‘menayangkan’ ke Facebook jam-jam terakhir hidupnya, yang diyakininya akan terjadi pada empat hingga lima hari ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com/mirror.co.uk
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sayung Tetap Alami Rob, Wakil Gubernur Jateng Minta Maaf
- Iran Tak Ingin Konflik dengan Israel Meluas ke Negara Lain
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Mulai Dilirik Investor
- Konflik Israel-Iran Diyakini Bayangi Defisit APBN 2025
- Arab Saudi Kecam Serangan Israel ke Iran, Ganggu Perdamaian di Timur Tengah
Advertisement

Catat! Ini Cara Bayar Pajak Tahunan STNK Motor dan Mobil di Indomaret
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Air India Bertambah Jadi 274 Orang
- Arab Saudi Kecam Serangan Israel ke Iran, Ganggu Perdamaian di Timur Tengah
- Komnas Perempuan Minta Menbud Minta Maaf Terkait Pernyataan soal Kekerasan Seksual 98
- Pemerintah Tidak Lagi Membatasi Kuota Impor Sapi Hidup
- Gempa 3,1 Magnitudo Guncang Lumajang, Begini Penjelasan BMKG
- Empat Pulau Disengketakan, Jusuf Kalla: Secara Formal dan Historis Milik Aceh
- Konflik Israel-Iran Diyakini Bayangi Defisit APBN 2025
Advertisement
Advertisement