Advertisement

Promo November

Permohonan Euthanasia Ditolak, Pria Ini Ingin Tayangkan Detik-Detik Kematiannya

Aprianto Cahyo Nugroho
Minggu, 06 September 2020 - 06:17 WIB
Nina Atmasari
Permohonan Euthanasia Ditolak, Pria Ini Ingin Tayangkan Detik-Detik Kematiannya Alain Cocq ingin live streaming di Facebook menjelang kematiannya - AFP via Getty Images/mirror.co.uk

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Kisah pilu terjadi pada seorang laki-laki asal Prancis. Ia menderita penyakit langka dan ingin melakukan live streaming di Facebook menjelang kematiannya, setelah keinginannya disuntik mati ditolak oleh Pemerintah Prancis.

Dilansir dari mirror.co.uk, Alain Cocq (57 tahun) sebelumnya memperkirakan akan meninggal pekan depan. Cocq diketahui menderita sebuah penyakit langka yang menyebabkan dinding arterinya saling menempel.

Advertisement

Baca juga: Cerita Zaskia Sungkar tentang Kehamilannya Setelah Hampir 10 Tahun Menikah

Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak permintaannya yang ingin disuntik mati (euthanasia) karena undang-undang yang berlaku di Prancis melarang tindakan tersebut.

Cocq sudah terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun dan dia merasa sudah waktunya dia meninggalkan dunia ini. Dia beralasan seharusnya dia bisa memilih kapan dia siap meninggal, namun dia mengetahui bahwa suntik masih dilarang di Prancis.

Namun, Cocq masih saja berkeras. Dia berencana mengucapkan salam perpisahan pada teman-teman dan keluarganya pekan depan. Saat ini, ia tak mau makan, minum, dan menolak pengobatan yang bisa memperpanjang hidupnya.

Baca juga: Apakah Tangan Berkeringat Dingin Adalah Gejala Penyakit Jantung? Ini Jawaban Dokter

Dengan melakukan live streaming di media sosial, Cocq berharap dapat membangkitkan kepedulian pada euthanasia. Dia masih berkeras ingin merekam jam-jam terakhirnya dijemput malaikat maut.

“Saya ingin dikenang dan bisa menjadi sebuah sejarah untuk langkah perubahan hukum,” kata Cocq.

Cocq mengunggah jawaban dari Presiden Macron atas permintaannya untuk suntik mati ke Facebook. Surat itu mengatakan bahwa Presiden Macron bukan orang yang kebal hukum sehingga dia tidak bisa memenuhi permintaan Cocq.

"Saya tidak bisa meminta siapa pun untuk melampaui hukum di negara kami saat ini. Keinginan Anda bertentengan dengan perijinan di Prancis,” tulis Macron dalam surat yang diunggah.

Untuk memperlihatkan kesedihannya kepada masyarakat Prancis karena undang-undang larangan euthanasia, Cocq mengatakan dia akan ‘menayangkan’ ke Facebook jam-jam terakhir hidupnya, yang diyakininya akan terjadi pada empat hingga lima hari ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com/mirror.co.uk

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang hingga 2 Januari 2025

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement