Advertisement
Lebih dari 60 Warga Kanada Meninggal Mendadak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Lebih dari 60 orang meninggal secara mendadak di Kanada. Polisi di wilayah British Columbia mengatakan mereka telah mendapat laporan kematian mendadak itu sejak Senin.
Banyak di antara korban meninggal adalah kalangan manula. Masyarakat pun diingatkan untuk memeriksa tetangga yang rentan.
Advertisement
Gelombang panas yang melanda wilayah itu disebut-sebut sebagai faktor utama penyebab kematian.
Suhu di Lytton, British Columbia, misalnya melonjak menjadi 47,9 C (118,2F) pada Senin, atau naik dari 46,6 C (116F) pada Minggu.
Padahal, seminggu terakhir suhu di Kanada tidak pernah melewati angka 45 C (113F).
"Periksa tetangga Anda, periksa anggota keluarga, periksa manula yang mungkin Anda kenal," kata Kepala Polisi Berkuda Kanada, Mike Kalanj yang berbasis di pinggiran Vancouver seperti dikutip BBC.com, Rabu (30/6/2021).
Dia menyebutkan cuaca yang terjadi dapat membunuh masyarakat yang rentan, terutama orang tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar.
Sangat penting kami saling memeriksa selama panas yang ekstrem ini, katanya menambhkan.
Suhu di kota-kota AS di Portland dan Seattle telah mencapai tingkat tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1940-an.
Suhu di Portland, Oregon mencapai 46,1 C (115 F) dan Seattle 42,2 C (108 F), menurut Layanan Cuaca Nasional AS. Panasnya bahkan cukup kuat untuk melelehkan kabel sehingga mematikan Layanan Streetcar Portland pada Minggu.
Para ahli mengatakan bahwa perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas.
Akan tetapi, sulit untuk menghubungkan setiap peristiwa tunggal dengan pemanasan global.
Di desa kecil Lytton, penduduk Meghan Fandrich mengatakan kepada The Globe & Mail bahwa "hampir tidak mungkin" untuk keluar rumah.
"Suhu ini sudah tidak dapat ditoleransi," katanya.
Dia mengaku telah mengirim putrinya yang masih kecil untuk tinggal bersama keluarga di tempat lain di British Columbia yang suhunya sedikit lebih dingin.
"Kami berusaha untuk tetap berada di dalam ruangan sebanyak mungkin. Maksud saya, kami terbiasa dengan panas dan ini adalah panas yang kering, tetapi 30 [derajat] jauh berbeda dari 47," ujarnya.
Sedangkan di kota terdekat Burnaby, polisi telah menanggapi 25 kasus "kematian mendadak". Banyak dari mereka yang meninggal mendadak itu adalah kalangan manula.
"Suhu panas diyakini menjadi faktor penyebab sebagian besar kematian," kata badan tersebut dalam rilis berita yang mengingatkan orang untuk memeriksa tetangga mereka yang rentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : BBC.com, Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement