Advertisement
Peternak Khawatir PPKM Mikro Perburuk Serapan Daging Ayam

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Saat ini, peternak ayam pedaging atau broiler khawatir terhadap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro yang diperketat. Menurut mereka, pemberlakukan tersebut bakal memperburuk kondisi serapan daging ayam (livebird).
Perusahaan penyalur anak ayam usia sehari (DOC) diharapkan bisa melakukan penyerapan 25 juta ekor untuk mendorong stabilisasi harga.
Advertisement
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan rata-rata harga jual livebird di tingkat peternak berada di kisaran Rp17.000 per kilogram (kg) di Pulau Jawa.
Harga jual tersebut lebih rendah dibandingkan dengan biaya produksi yang telah menembus Rp19.500 per kg, seiring harga pakan dan DOC yang masih tinggi.
“PPKM ini memperburuk serapan livebird. Kami harap perusahaan penyalur bibit bisa menyerap 25 juta ekor untuk stabilisasi pasokan dan permintaan,” kata Sugeng, Jumat (25/6/2021).
Dia juga mengatakan kebijakan pengurangan populasi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian belum berdampak pada perbaikan harga livebird.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian kembali mengeluarkan kebijakan pengurangan populasi ayam ras sebagai antisipasi pasokan surplus pada Juni dan Juli.
Kebijakan ini tertuang dalam surat edaran (SE) Perbibitan dan Produksi Ternak tertanggal 3 Juni 2021 yang mengacu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/PK.230/09/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
“SE ini diterbitkan untuk mengatur keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan DOC FS [day old chicken final stock] ayam ras pedaging,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah dalam keterangan resmi.
Stabilitas Pasokan Unggas
Nasrullah menilai SE ini akan berjalan positif demi mencapai stabilitas pasokan unggas. Dia mengatakan potensi produksi DOC FS setidaknya mencapai 278,24 juta ekor. Sebaliknya, kebutuhan DOC FS pada Mei dan Juni hanya berada di angka 225,99 juta ekor sehingga surplus berada di angka 52,5 juta ekor.
Produksi DOC FS pada dua bulan tersebut setidaknya setara dengan pasokan ayam siap potong sebanyak 306.803 ton. Pada saat yang sama, kebutuhan diperkirakan hanya berjumlah 249.185 ton sehingga surplus mencapai 57.618 ton.
Untuk mencapai keseimbangan, pengurangan DOC FS akan dilakukan lewat pemusnahan telur tertunas usia 19 hari pada Juni sebanyak 50,51 juta butir atau setara dengan 47,03 juta ekor. Kebijakan pemusnahan berlaku mulai 5 Juni sampai 3 Juli 2021 di Pulau Jawa, Sumatra, dan Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Presiden Prabowo Dorong Percepatan Makan Bergizi Gratis
- Kartu Nusuk dari Arab Saudi Mulai Dibagikan PPIH untuk Jemaah Calon Haji Indonesia
- Tiang Telkom Roboh Melintang di Jalan Akibat Gempa Magnitudo 6,0 di Pohuwato Gorontalo
- Heboh Rencana Vasektomi Wajib untuk Penerima Bansos, Dedi Mulyadi Menjawab Tudingan Haram
- Dua Narapidana Meninggal di Dalam Lapas, DPR Desak Pemerintah Evaluasi Total Seluruh Indonesia
Advertisement

Ajak Lurah dan Panewu, Pemkab Kulonprogo Gencarkan Inventarisasi Naskah Kuno
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Periksa Pejabat Kemendag Terkait Kasus Suap Penanganan Perkara CPO
- Larang Adanya Diskriminasi Usia, Khofifah: Proses Rekrutmen Tenaga Kerja Berdasarkan Kompetensi
- Anak Wapres RI ke 6 Try Sutrisno, Letjen Kunto Arief Wibowo Batal Dirotasi dari Jabatan Pangkogabwilhan I
- Kasus Penyelundupan 143 Kg Ganja Jaringan Sumut, Polisi Ciduk 2 Pelaku
- Kemenag Hadirkan Digitalisasi Layanan Asrama Haji dan Fast Track
- AHY Mengajak Generasi Muda Jadi Pelopor Politik yang Rasional
- Ribuan Jemaah Calon Haji Lansia Tiba di Madinah
Advertisement