Advertisement
Ini Penyebab Sudah Suntik Vaksin tapi Masih Kena Covid-19 Menurut Dokter

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Belakangan muncul sejumlah kasus positif Covid-19 terhadap orang yang sudah mendapatkan dua kali dosis vaksin.
Kasus ini bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga di beberapa negara lainnya. Hal ini, memang bisa saja terjadi. Dokter Adaningga dalam Instagram @ningzsppd menjelaskan mengapa walaupun telah mendapat vaksin sebanyak dua kali, kita masih bisa terkena Covid-19 dengan gejala berat?
Advertisement
Menurut dia, tidak ada satupun vaksin yang dapat mencegah penyakit hingga 100%. Studi klinis menemukan bahwa vaksinasi dapat mencegah kebanyakan orang yang terpapar virus Corona. Walaupun vaksin ini efektif, bukan berarti kita sudah tidak dapat tertular dan tidak mengalami gejala berat.
Hal tersebut dapat terjadi karena derajat gejala penyakit infeksi termasuk Covid tergantung pada interaksi antara sistem imun manusia dan virus. Terdapat dua sistem imun, yang pertama adalah system imun alami (innate) yang terdiri atas sel epitel, mukosa, interferon, sel fagosin dan lain-lain.
Sistem imun alami biasanya merespons secara cepat dan tersedia secara alami. Sifatnya pun non spesifik. Sedangkan system imun yang kedua adalah sistem imun adaptif, sistem imun ini terdiri atas sel limfosit B dan T, antibodo, sel memori. Sistem imun ini merespons secara lambat dan butuh pengenalan terhadap kuman atau virus. Sifatnya pun spesifik. Kedua sistem imun ini sama-sama dibutuhkan untuk melawan infeksi secara optimal.
Sistem imun yang lebih kuat dibandingkan virus akan menyebabkan gejala ringan, sedangkan sistem imun yang lebih lemah dibandingkan virus akan menyebabkan gejala berat.
Lantas bagaimana dengan vaksin? Vaksin tujuannya membentuk sistem imun adaptif berupa antibody dan sel memori sebelum terinfeksi virus yang sebenarnya. Pada orang yang sudah melakukan vaksin, bila terjadi infeksi imun, maka sistem imun alami bekerja ditambah dengan sistem imun adaptif yang sudah siap sehingga virus dapat dengan cepat dimusnahkan dan jumlah virus pun menjadi sedikit maka gejala yang dirasakan pun ringan dan dapat mengurangui penularan.
Jika belum mendapatkan vaksin namun terinfeksi Corona, maka imun alami akan membentuk kekebalan adaptif dimana perjalanan virus atau penyakit tidak dapat diprediksi, 80% kemungkinan sembuh, 20% kemungkinan bergejala bahkan hingga meninggal.
Namun efektivitas vaksin pada tiap orang dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti berikut ini:
1. Sistem Imun
Kadar antibodi yang terbentuk setelah vaksin dapat dipengaruhi oleh genetik, umur, penyakit komorbid.
Genetik: Gen mempengaruhi cara kerja sistem imun dan bagaimana cara merespons ancaman. Gangguan sistem pertahanan tubuh dapat diturunkan atau karena pola hidup.
Usia: Sistem imun melemah seiring bertambahnya usia.
Penyakit kormobid: Beeberapa penyakit dapat membuat sistem kekebalan tubuh kurang mampu melawan infeksi (seperti HIV/AIDS, pengobatan kanker, diabetes, dan lain-lain).
2. Jumlah dan Jenis Virus yang Menginfeksi
Semakin banyak jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin dibutuhkan perlawanan sistem imun akan lebih hebat dibandingkan hanya sedikit jumlah virus yang menginfeksi. Berbagai varian mutasi virus COVID-19 memiliki daya virulensi yang berbeda. Beberapa varia virus corona memiliki kemampuan menghindari respons imun dari vaksinasi sehingga menyebabkan individu terinfeksi.
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melawan Virus
Disiplin protokol kesehatan akan mengurangi jumlah virus dan meminimalkan varian virus yang masuk ke dalam tubuh. Menerapkan perilaku hidup sehat seperti makan bergizi, olahraga teratur, hindari menyentuh wajah, istirahat dengan cukup, menjaga kebersihan lingkungan akan memperkuar sistem imun untuk melawan virus. Mengurangi jumlah virus dan menguatkan sistem imun agar vaksin menjadi efektif.
Penting untuk tetap melakukan usaha pencegahan seperti protokol kesehatan, karena meskipun sudah menjalankan 2 kali vaksin kondisi tiap manusia tidak sama, sehingga respons imun terhadap vaksin tidak bisa disamakan kemampuan protektifnya, virus di sekitar kita tidak terlihat, dengan protokol kesehatan kita dapat membantu sistem kesehatan agat tidak terlalu terbebani.
Â
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement