Advertisement

Pakar Komunikasi: Wartawan Harus Menulis Pesan-Pesan Kearifan kepada Khalayak

Media Digital
Selasa, 08 Juni 2021 - 12:27 WIB
Budi Cahyana
Pakar Komunikasi: Wartawan Harus Menulis Pesan-Pesan Kearifan kepada Khalayak Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Aqua Dwipayana. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, DEPOK---Seorang wartawan yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan profesi ini dengan mengedepankan kecerdasan tidak hanya dari sisi intelektual tapi juga mengutamakan hati atau nurani. Wartawan dalam menyampaikan produk jurnalistik harus bisa menyampaikan tulisan melalui pesan-pesan kearifan kepada masyarakat luas. Kedepankan nurani, bekerjalah dengan hati, dan harus selalu hati-hati. 

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Aqua Dwipayana menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi ketika menjadi narasumber Pelatihan Jurnalistik Peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Angkatan ke-2 Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) secara virtual, Selasa 8 Juni 2021. Mantan wartawan di banyak media besar ini melakukannya dari Hotel Swiss-Belinn Balikpapan, Kalimantan Timur, milik pengusaha sukses Ventje Suardana. 

Advertisement

Aqua berada di Balikpapan, Kalimantan Timur, karena mendapat undangan berbicara di hadapan puluhan notaris dan pengusaha pada acara yang dilaksanakan Kanwil Kemenkumham Kalimantan Timur, menyampaikan materi dengan tema “Peran Strategis dan Tugas Mulia Wartawan Pendidikan untuk Turut Serta Memajukan Kesejahteraan Masyarakat dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Pada kegiatan tersebut hadir Direktur GWPP Nurcholis MA Basyari serta beberapa wartawan senior yang menjadi mentor pada kegiatan tersebut. 

Dalam kaitan ini, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung  kemudian memperkenalkan lima kunci sukses dalam menjalankan peran dan profesi dalam berbagai bidang termasuk wartawan yakni penerapan konsep komunikasi  REACH Plus A dan C. 

“Wartawan adalah sosok yang tidak boleh meninggalkan kompetensi dan keterampilan berkomunikasi dalam bentuk tertulis maupun lisan,” ujarnya. 

Aspek pertama adalah Respect atau menghormati orang lain, Empathy atau selalu merasakan apa yang dirasakan orang lain, Audible atau dapat didengar atau dipahami dengan baik, Clarity yaitu selalu menggunakan kalimat sederhana secara terbuka, Humble atau rendah hati dan tidak sombong + Action dan Consistensy atau melaksanakan aksi nyata dan selalu konsisten. Oleh karena itu perkuatlah silaturahim sebagai sebuah aktivitas yang bisa membuka kecerdasan berkomunikasi. 

“Mari belajar menjadi seseorang yang komunikatif dalam dunia jurnalistik,” ujarnya menegaskan. 

Penulis buku _super best seller_ Trilogi The Power of Silaturahim itu menegaskan wartawan juga harus cerdas dalam membangun komunikasi baik komunikasi eksternal maupun internal. “Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dibangun wartawan  dengan khalayak di luar lingkup jurnalistik untuk menjaga hubungan dengan organisasi/perusahaan lain serta menarik perhatian publik,” kata Aqua. 

Sedangkan komunikasi eksternal lanjutnya adalah proses penyampaian pesan yang terjadi antara sesama wartawan untuk kepentingan  dan keberlangsungan pekerjaan melalui komunikasi vertikal dan  horizontal  di lingkup organisasi jurnalistik. 

Bapak dua anak ini menambahkan sekarang jumlah wartawan mencapai puluhan ribu orang bahkan mungkin lebih. Dengan terplih mendapatkan beasiswa dari Program GWPP ini merupakan berkah tersendiri. 

“Bisa terpilih menjadi bagian dari hanya 15 orang dari sekian puluh ribu wartawan tentu harus disyukuri dan membuat kita semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas diri kita,” ujar Staf Ahli Ketua KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini. 

Aqua melanjutkan upaya meningkatkan kualitas diri adalah bagian dari usaha untuk menjadi sosok wartawan profesional. Untuk itu setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, tempalah diri menjadi wartawan berkualitas yakni dengan selalu meluangkan waktu untuk membaca buku. Termasuk buku apa saja. 

“Kedua, tentukan visi misi kita mau menjadi wartawan seperti apa. Niatkan sejak awal agar kita menjadikan profesi ini sebagai bagian untuk melakukan perbaikan. Banyak godaan yang akan menghadang kita tapi yang terpenting bagaimana kita bisa menjaga marwah profesi ini,” kata Aqua menegaskan. 

Aspek ketiga, lanjut penulis buku _super best seller_ "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" ini adalah optimalkan waktu untuk selalu sharing dan diskusi dengan para wartawan senior. 

“Dengan belajar dari pengalaman para wartawan yang lebih dulu berkiprah kita akan bisa memetik wawasan dan pandangan sehingga kita dapat lebih membuka perspektif berpikir kita,” ucap Aqua. 

Mencerdaskan Bangsa

Sementara, Nurcholis MA Basyari yang juga Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat menjelaskan gerakan ini adalah salah satu misi untuk memajukan pendidikan demi cita-cita mencerdaskan segenap bangsa, sekaligus merupakan tugas wartawan sebagai penyambung lidah rakyat. 

“Kita (wartawan) termasuk profesi langka yang dilindungi undang-undang. Ini karena pekerjaan kita mewakili masyarakat. Ini adalah undang-undang yang tidak memiliki turunan, untuk menciptakan kemerdekaan pers,” kata Nurcholis. 

Ia mengajak semua orang untuk ikut terlibat dalam gerakan kebaikan, terutama dalam bidang pendidikan. “Kami meyakini pendidikan adalah salah satu tolak ukur kemajuan bangsa. Dan kita memiliki tugas melalui tulisan-tulisan kita untuk memajukan pendidikan,” ujarnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanah 3 SD Negeri Kulonprogo Masih Milik Warga, Disdikpora Fasilitasi Pembebasannya

Kulonprogo
| Jum'at, 26 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement